32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:18 PM WIB

Perajin Keluhkan Peralatan dan SDM, Iriana Jokowi Bilang…

RadarBali.com – Ibu Negara Iriana Widodo bersama Nyonya Mufidah Jusuf Kalla dan istri para menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja mendatangi Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu di Jalan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar, kemarin (10/8).

Iriana Jokowi membeli kain tenun songket, sedangkan Mufidah Yusuf Kalla memilih kain tenun motif maskot Kota Gianyar; Pucuk Bang.

Rombongan ibu negara bersama istri menteri tiba di Blahbatuh sekitar pukul 12.30. Rombongan langsung melihat alat tenun dan membeli selembar kain.

Selanjutnya, rombongan menuju Bali Safari and Marine Park untuk santap siang dan menonton teater.

Owner Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu Ida Bagus Adnyana mengaku, Iriana Widodo banyak bertanya tentang perkembangan tenun ikat saat ini.

“Pertama yang beliau tanyakan, apa saja yang jadi kendala,” ujar Adnyana. Mendapat pertanyaan itu, Adnyana pun langsung curhat.

Kepada Iriana, Adnyana mengungkapkan kekhawatiran terhadap generasi penerus tenun. Pasalnya, 50 orang penenun saat ini dominan berusia lanjut.

Sementara anak cucu dari penenun, lebih memilih sekolah tinggi yang setelah tamat memilih profesi lain.

Selain itu, keterbatasan alat untuk melakukan pengembangan inovasi menjadi kesulitan dalam bersaing di dunia tenun.

“Saya sudah minta mohon dibantu percepatan penyediaan alat tenun mesin,” pintanya. Adnyana menambahkan, Iriana juga sempat mempertanyakan bagaimana ketersediaan bahan baku kain tenun.

“Saya jujur katakan bahan baku masih ambil dari India dan Tiongkok,” jelasnya. Mendengar hal tersebut, Iriana balik bertanya mengapa tidak memanfaatkan bahan baku lokal?

“Saya bilang bahan baku lokal bukannya tidak ada, tapi produksinya terbatas untuk memenuhi permintaan yang selalu menginginkan mutu tinggi,” keluhnya.

Selama berkunjung ke pabrik tenun ini, dikatakan bahwa Iriana tertarik dengan hampir seluruh motif kain yang dipajang, baik itu endek tenun ikat, endek inovasi, maupun songket.

“Dari semua produk, beliau tampaknya lebih tertarik dengan songket. Beliau ambil songket. Sedangkan Ibu Wakil Presiden ambil endek tenun motif pucuk bang,” jelasnya.

“Keistimewaan endek pucuk maskot Gianyar ini ada pada teknik pembuatannya yang mana merupakan kombinasi dari tenun, songket, dan airbrush,” terang Surya Adnyani, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Gianyar.

RadarBali.com – Ibu Negara Iriana Widodo bersama Nyonya Mufidah Jusuf Kalla dan istri para menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja mendatangi Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu di Jalan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar, kemarin (10/8).

Iriana Jokowi membeli kain tenun songket, sedangkan Mufidah Yusuf Kalla memilih kain tenun motif maskot Kota Gianyar; Pucuk Bang.

Rombongan ibu negara bersama istri menteri tiba di Blahbatuh sekitar pukul 12.30. Rombongan langsung melihat alat tenun dan membeli selembar kain.

Selanjutnya, rombongan menuju Bali Safari and Marine Park untuk santap siang dan menonton teater.

Owner Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu Ida Bagus Adnyana mengaku, Iriana Widodo banyak bertanya tentang perkembangan tenun ikat saat ini.

“Pertama yang beliau tanyakan, apa saja yang jadi kendala,” ujar Adnyana. Mendapat pertanyaan itu, Adnyana pun langsung curhat.

Kepada Iriana, Adnyana mengungkapkan kekhawatiran terhadap generasi penerus tenun. Pasalnya, 50 orang penenun saat ini dominan berusia lanjut.

Sementara anak cucu dari penenun, lebih memilih sekolah tinggi yang setelah tamat memilih profesi lain.

Selain itu, keterbatasan alat untuk melakukan pengembangan inovasi menjadi kesulitan dalam bersaing di dunia tenun.

“Saya sudah minta mohon dibantu percepatan penyediaan alat tenun mesin,” pintanya. Adnyana menambahkan, Iriana juga sempat mempertanyakan bagaimana ketersediaan bahan baku kain tenun.

“Saya jujur katakan bahan baku masih ambil dari India dan Tiongkok,” jelasnya. Mendengar hal tersebut, Iriana balik bertanya mengapa tidak memanfaatkan bahan baku lokal?

“Saya bilang bahan baku lokal bukannya tidak ada, tapi produksinya terbatas untuk memenuhi permintaan yang selalu menginginkan mutu tinggi,” keluhnya.

Selama berkunjung ke pabrik tenun ini, dikatakan bahwa Iriana tertarik dengan hampir seluruh motif kain yang dipajang, baik itu endek tenun ikat, endek inovasi, maupun songket.

“Dari semua produk, beliau tampaknya lebih tertarik dengan songket. Beliau ambil songket. Sedangkan Ibu Wakil Presiden ambil endek tenun motif pucuk bang,” jelasnya.

“Keistimewaan endek pucuk maskot Gianyar ini ada pada teknik pembuatannya yang mana merupakan kombinasi dari tenun, songket, dan airbrush,” terang Surya Adnyani, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Gianyar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/