26.9 C
Jakarta
27 April 2024, 3:21 AM WIB

Pandemi, Hanya Belasan Pelajar Bisa Ikuti Belajar Bersama di Museum

SEMARAPURAMinat masyarakat Bali berkunjung ke museum hingga saat ini masih terbilang kecil.

Untuk itu Pemkab Klungkung melakukan berbagai upaya untuk menarik minat masyarakat berkunjung dan mengenal Museum Semarajaya, meski di tengah pandemi Covid-19 sekalipun.

Kemarin, siswa SMP di tiga kecamatan di Klungkung mengikuti kegiatan Belajar Bersama di Museum bertempat di pelantaran Museum Semarajaya.

Mengingat kegiatan itu digelar di tengah pandemi, protokol kesehatan pun menjadi perhatian khusus sehingga hanya belasan siswa saja yang bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Kadis Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Klungkung, Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana, menuturkan, masyarakat selama ini menaruh kesan tua, dan kumuh terhadap keberadaan museum.

Sehingga minat masyarakat untuk berkunjung ke museum terbilang kecil. Padahal banyak peninggalan bersejarah tersimpan di musim yang semestinya diketahui oleh masyarakat.

“Banyak hal yang bisa dipelajari di museum,” ujarnya. Untuk mendorong minat masyarakat berkunjung ke Museum Semarajaya,

Atraksi Budaya Museum Semarajaya yang bertemakan Menguatkan dan Meningkatkan Eksistensi Adat dan Budaya Melalui Atraksi Budaya pun digelar.

“Ada berbagai kegiatan yang dirangkum dalam acara ini dengan harapan masyarakat tertarik untuk datang ke Museum Semarajaya. Kegiatan ini berlangsung mulai 8-12 Oktober 2020,” terangnya.

Namun karena adanya wabah virus corona, kegiatan itu hanya bisa diikuti para pelajar dengan jumlah yang terbatas.

Seperti kemarin, hanya 15 orang pelajar SMP dari Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan yang bisa mengikuti kegiatan belajar bersama.

15 pelajar itu diajak mengenal Museum Semarajaya dengan menyalin sejarah Museum Semarajaya menggunakan aksara Bali ke dalam lontar.

“Untuk pengunjung, kami tidak izinkan dulu mendekat ke lokasi kegiatan. Masyarakat bisa menyaksikan Atraksi Budaya Museum Semarajaya melalui siaran

langsung di channel youtube Museum Semarajaya. Kami berharap dengan kegiatan ini, semakin banyak masyarakat yang tertarik berkunjung ke museum,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang peserta Belajar Bersama di Museum, Kadek Desi Mertha Pratiwi mengaku senang bisa dilibatkan dalam kegiatan itu lantaran bisa keluar rumah.

Sebab selama ini dia tidak diizinkan untuk ke luar rumah. Menurutnya, menyalin aksara Bali ke dalam lontar bukanlah hal yang sulit baginya.

Hanya saja karena sejak Maret lalu dia jarang berlatih setelah penerapan sistem pembelajaran online diberlakukan, dia mulai kesulitan untuk kembali menyalin aksara Bali ke dalam lontar.

“Sebelum adanya corona, di sekolah hampir setiap minggu ada pelajaran menyalin aksara Bali ke dalam lontar. Setelah adanya wabah corona, sudah jarang.

Jadi agak kesulitan saat menyalin aksara Bali ke lontar menggunakan pengerupak (sejenis pisau kecil),” tandasnya. 

SEMARAPURAMinat masyarakat Bali berkunjung ke museum hingga saat ini masih terbilang kecil.

Untuk itu Pemkab Klungkung melakukan berbagai upaya untuk menarik minat masyarakat berkunjung dan mengenal Museum Semarajaya, meski di tengah pandemi Covid-19 sekalipun.

Kemarin, siswa SMP di tiga kecamatan di Klungkung mengikuti kegiatan Belajar Bersama di Museum bertempat di pelantaran Museum Semarajaya.

Mengingat kegiatan itu digelar di tengah pandemi, protokol kesehatan pun menjadi perhatian khusus sehingga hanya belasan siswa saja yang bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Kadis Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Klungkung, Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana, menuturkan, masyarakat selama ini menaruh kesan tua, dan kumuh terhadap keberadaan museum.

Sehingga minat masyarakat untuk berkunjung ke museum terbilang kecil. Padahal banyak peninggalan bersejarah tersimpan di musim yang semestinya diketahui oleh masyarakat.

“Banyak hal yang bisa dipelajari di museum,” ujarnya. Untuk mendorong minat masyarakat berkunjung ke Museum Semarajaya,

Atraksi Budaya Museum Semarajaya yang bertemakan Menguatkan dan Meningkatkan Eksistensi Adat dan Budaya Melalui Atraksi Budaya pun digelar.

“Ada berbagai kegiatan yang dirangkum dalam acara ini dengan harapan masyarakat tertarik untuk datang ke Museum Semarajaya. Kegiatan ini berlangsung mulai 8-12 Oktober 2020,” terangnya.

Namun karena adanya wabah virus corona, kegiatan itu hanya bisa diikuti para pelajar dengan jumlah yang terbatas.

Seperti kemarin, hanya 15 orang pelajar SMP dari Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan yang bisa mengikuti kegiatan belajar bersama.

15 pelajar itu diajak mengenal Museum Semarajaya dengan menyalin sejarah Museum Semarajaya menggunakan aksara Bali ke dalam lontar.

“Untuk pengunjung, kami tidak izinkan dulu mendekat ke lokasi kegiatan. Masyarakat bisa menyaksikan Atraksi Budaya Museum Semarajaya melalui siaran

langsung di channel youtube Museum Semarajaya. Kami berharap dengan kegiatan ini, semakin banyak masyarakat yang tertarik berkunjung ke museum,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang peserta Belajar Bersama di Museum, Kadek Desi Mertha Pratiwi mengaku senang bisa dilibatkan dalam kegiatan itu lantaran bisa keluar rumah.

Sebab selama ini dia tidak diizinkan untuk ke luar rumah. Menurutnya, menyalin aksara Bali ke dalam lontar bukanlah hal yang sulit baginya.

Hanya saja karena sejak Maret lalu dia jarang berlatih setelah penerapan sistem pembelajaran online diberlakukan, dia mulai kesulitan untuk kembali menyalin aksara Bali ke dalam lontar.

“Sebelum adanya corona, di sekolah hampir setiap minggu ada pelajaran menyalin aksara Bali ke dalam lontar. Setelah adanya wabah corona, sudah jarang.

Jadi agak kesulitan saat menyalin aksara Bali ke lontar menggunakan pengerupak (sejenis pisau kecil),” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/