DENPASAR-Setelah heboh fenomena meteorology, warga sekitar kawasan Gunung Agung, Karangasem kembali dihebohkan dengan fenomena lain.
Kali ini, warga kembali dihebohkan dengan jatuhnya benda asing mirip asteroid menjelang hari raya Pager Wesi.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, Rabu (11/12), fenomena alam yang hingga kini masih jadi misterius dan perbincangan warga sekitar itu terjadi pada Selasa malam (10/12).
Sesuai informasi dari beberapa masyarakat, warga sempat dihebohkan dengan suara dentuman keras. Bahkan suara itu bisa didengar warga disekitar Desa Sengkidu, Manggis; Perasi Pasir Putih, Karangasem; dan sebagian lagi juga warga yang tinggal di Rendang.
Selain suara dentuman keras, sebagian warga juga mengaku ada yang melihat benda menyala seperti bintang jatuh sebesar bola kasti dari arah barat ke timur di kawasan Padangkerta dekat Kecicang.
“Ada banyak warga yang mengatakan melihat benda langit jatuh mirip asteroid atau meteor dan suara dentuman. Warga mengira dari Gunung Agung. Namun dari pantauan CCTV maupun pengamatan di pos pantau, kondisi Gunung Agung saat kejadian dalam kondisi sangat cerah dan tidak ada tanda-tanda erupsi,”terang salah satu sumber di Pasebaye Agung.
Lalu apa sebenarnya suara keras (dentuman) dan benda menyala sebesar bola kasti yang viral di media social itu?
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani saat dikonfirmasi menyebut, meski sejumlah warga mengaku mendengar dentuman yang diduga berasal dari seputar gunung Agung, namun dari hasil pemantauan tidak ada perubahan signifikan dari aktivitas Gunung Agung di Karangasem.
“Dari pemantaun kami, Aktivitas vulkanik Gunung Agung tidak menunjukkan perubahan yang signifikan,” tegasnya saat dikonfirmasi radarbali.id.
Sementara dari pihak BMKG yang langsung mengecek kejadian menyatakan bahwa, dari hasil catatan sinyal di sensor terdekat (KHK) dari pukul 11.00-12.30 UTC/19-20.30 WITA, disebutkan tidak ada catatan sinyal event yang signifikan.
“Kalau gelombang suara sulit dideteksi oleh alat. Kalau dipermukaan, getarannya cepat teratenuasi. Jadi akan cepat habis energinya, sehingga tidak mencapai sensor,” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman saat dikonfirmasi secara terpisah
Pihak PVMBG maupun BMKG masih tetap melakukan pemantauan.
Masyarakat pun dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh terkait hal-hal yang kepastiannya belum jelas. Terpenting, hingga saat saat ini tidak ada perubahan signifikan yang terjadi.