26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 5:14 AM WIB

Pipa Putus Diterjang Banjir, 1600 KK di Mendoyo Bali Krisis Air Bersih

NEGARA –Musibah silih berganti menimpa warga di Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali.

Pascabanjir bandang yang menimpa puluhan kepala keluarga (KK) di Kelurahan Bilukpoh, Tegal Cangkring, kini giliran ribuan KK di Desa Yehembang Kauh, Mendoyo mengalami krisis air bersih.

Krisis air bersih ini menyusul rusaknya pipa akibat diterjang banjir.

 Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana dikonfirmasi, Sabtu (12/1) membenarkan.

Menurutnya, dari catatan BPBD Jembrana, ada sekitar 1.600 KK di Desa Yehembang Kauh yang mengalami krisis air bersih.

Bahkan krisis air dialami warga sejak dua pekan terakhir. “Penyebabnya karena pipa penyalur dari sumber mata air dari gunung ke rumah warga putus akibat diterjang banjir,”terang Ketut Eko Susilo.

Meski sebagian warga masih bisa menikmati air di bak penampungan, namun dengan kondisi air yang keruh dan bau menyebabkan air tak bisa dikonsumsi warga.

Untuk itu, sebagai upaya memenuhi keperluan air bersih warga, pihak BPBD Jembrana mulai mendistribusikan air bersih dengan menurunkan 3-4 unit truk tangki.

“Penyaluran air bersih ini tujuannya untuk membantu warga selama proses perbaikan kerusakan pipa yang dikelola masyarakat akibat diterjang banjir.

Minimal dengan distribusi air bersih, kebutuhan masyarakat khususnya untuk minum, mencuci dan memasak bisa terpenuhi,”jelasnya.

Bahkan, lanjut Eko, sejak putusnya pipa, hingga saat ini BPBD Jembrana telah menyalurkan air bersih puluhan ribu liter di Desa Yehembang Kauh.

NEGARA –Musibah silih berganti menimpa warga di Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali.

Pascabanjir bandang yang menimpa puluhan kepala keluarga (KK) di Kelurahan Bilukpoh, Tegal Cangkring, kini giliran ribuan KK di Desa Yehembang Kauh, Mendoyo mengalami krisis air bersih.

Krisis air bersih ini menyusul rusaknya pipa akibat diterjang banjir.

 Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana dikonfirmasi, Sabtu (12/1) membenarkan.

Menurutnya, dari catatan BPBD Jembrana, ada sekitar 1.600 KK di Desa Yehembang Kauh yang mengalami krisis air bersih.

Bahkan krisis air dialami warga sejak dua pekan terakhir. “Penyebabnya karena pipa penyalur dari sumber mata air dari gunung ke rumah warga putus akibat diterjang banjir,”terang Ketut Eko Susilo.

Meski sebagian warga masih bisa menikmati air di bak penampungan, namun dengan kondisi air yang keruh dan bau menyebabkan air tak bisa dikonsumsi warga.

Untuk itu, sebagai upaya memenuhi keperluan air bersih warga, pihak BPBD Jembrana mulai mendistribusikan air bersih dengan menurunkan 3-4 unit truk tangki.

“Penyaluran air bersih ini tujuannya untuk membantu warga selama proses perbaikan kerusakan pipa yang dikelola masyarakat akibat diterjang banjir.

Minimal dengan distribusi air bersih, kebutuhan masyarakat khususnya untuk minum, mencuci dan memasak bisa terpenuhi,”jelasnya.

Bahkan, lanjut Eko, sejak putusnya pipa, hingga saat ini BPBD Jembrana telah menyalurkan air bersih puluhan ribu liter di Desa Yehembang Kauh.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/