GILIMANUK – Meski setiap hari pemudik yang menyeberang ke Jawa mengalami kenaikan, namun antrean panjang tidak terjadi.
Dengan tidak adanya antrean panjang pemudik tidak terlalu terburu-buru untuk menyeberang. Pantauan Jawa Pos Radar Bali di Gilimanuk, pemudik yang menyebrang ke Jawa tampak sepi.
Kendaraan baik sepeda motor dan mobil memang terus mengalir namun jumlahnya tidak banyak. Begitu sampai sudah bisa langsung membeli tiket dan masuk pelabuhan lalu naik kapal.
Dari data penyebrangan ASDP setiap hari mendekati hari H, jumlah pemudik yang menyebrang ke Jawa mengalami peningkatan.
Sejak arus mudik dimulai dengan hitungan H -8 pemudik yang menyebrang sudah padat dan setiap hari meningkat. Untuk penumpang mulai H-8, Jumat (7/6) tercatat 27676 orang, sepeda motor 4538 unit dan mobil 3771 unit.
H-7 untuk penumpang naik sebanyak 4.2263 orang, sepeda motor 8236 unit dan mobil 3030 unit. Kemudian pada H-6 terjadi lonjakan.
Penumpang sebanyak 54390 orang, sepeda motor melonjak menjadi 10845 unit dan mobil naik menjadi 3914 unit.
Pada H-5 pemudik masih tetap dimana penumpang tercatat 49569 orang, sepeda motor 9668 unit dan mobil 4619 unit.
Meski pemudik padat, namun belum terjadi antrean panjang kendaraan seperti tahun lalu. Untuk sepeda motor antrean hanya terjadi di depan loket tiket sampai di pos 1 tempat pemeriksaan surat surat.
Sedangkan mobil dari loket tiket hanya sampai di terminal manuver. Dengan situasi yang sepi itu, banyak pemudik yang memilih beristirahat dahulu di warung-warung atau di tempat lain sebelum menyeberang.
“Antrean juga tidak ada jadi tidak usah buru-buru. Kami istirahat dahulu karena perjalanan masih jauh,” ujar Rohmat pemudik bermotor asal Lumajang.
Sementara itu Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Elvi Yoza mengatakan pemudik dengan tujuan Jawa memang semakin ramai.
Namun, belum terjadi kepadatan dan antrean panjang. “Kita harapkan pemudik terus mengalir dan tidak datang bersamaan agar tidak antre.
Kalau bisa pemudik berangkat setelah sahur sehingga siang bisa sampai di Gilimanuk dan tidak ngantre. Jangan mudik bersamaan setelah buka puasa seperti sekarang sehingga malam terjadi kepadatan,” ungkapnya.
Elvi Yoza memprediksi puncak arus mudik akan terjadi H-4 dan H-3 karena banyak pemudik yang masih menunggu anaknya yang sekolah bagi rapor serta libur untuk karyawan swasta.
“Kalau kenaikan kita prediksi rata-rata lima persen dari tahun lalu,” ujarnya.