SAWAN – Buleleng rupanya mendapat stimulan bus perintis dari pemerintah pusat. Keberadaan bus ini diharapkan dapat mengurangi pemanfaatan kendaraan pribadi di masyarakat.
Bus telah beroperasi sejak sebulan terakhir. Sayang minat masyarakat untuk menggunakan bus ini masih minim.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, bus perintis itu terparkir di areal Pasar Desa Giri Emas. Kebetulan pasar tersebut sudah terbengkalai sejak beberapa tahun terakhir karena tak ada pembeli yang berjualan di sana.
Total ada lima bus yang terparkir di sana. Sebanyak dua unit diantaranya digunakan untuk melayani rute Penarukan menuju Desa Dausa,
dua unit lainnya melayani rute Ambengan menuju Desa Panji, dan satu unit lainnya merupakan bus cadangan.
Salah seorang sopir yang ditemui kemarin mengungkapkan, trayek perintis itu baru berjalan sebulan terakhir.
Bus didatangkan oleh Damri, perusahan otobus milik pemerintah. Sayangnya belum banyak yang memanfaatkan jasa bus tersebut.
Padahal tarif yang ditawarkan cukup murah. Untuk jurusan Penarukan menuju Dausa, hanya dipungut Rp 10 ribu per orang.
Namun, bila menempuh perjalanan dari Penarukan menuju Tamblang hanya dipugut Rp 5 ribu saja. Sedangkan untuk rute Sukasada menuju Panji hanya dipungut Rp 5 ribu.
Khusus siswa, dipungut Rp 2.500 per orang entah itu untuk jarak jauh maupun jarak dekat.
“Kalau jurusan Penarukan-Dausa sudah ada penumpang. Sehari kadang dapat dua atau tiga penumpang.
Tapi, kalau yang jurusan Sukasada-Panji itu sudah sebulan ini belum ada penumpang. Namanya juga mengawali.
Dulu saya trayek Tejakula-Kintamani via Madenan itu setelah setahun baru ada penumpang agak banyak,” ujar Gede Oka.