29.4 C
Jakarta
27 Oktober 2024, 8:21 AM WIB

Terhalang Kabut Tebal, Penyeberangan Selat Bali Kembali Ditutup

NEGARA –Sistem buka tutup kembali diberlakukan di Pelabuhan penyeberangan Selat Bali, Rabu (13/3).

 

Setelah pada Selasa (12/3) petang, pelabuhan penyeberangan dari Gilimanuk, Bali menuju Ketapang, Banyuwangi, Jatim maupun arah sebaliknya ditutup selama 1,5 jam akibat angin kencang. Pihak Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar kembali menutup lalulintas penyeberangan.

 

Kepala UPP kelas III Gilimanuk I Ketut Aryadana menjelaskan, pemberlakukan sistem buka tutup lalulintas penyeberangan di Selat Bali ini dipicu adanya perubahan cuaca ekstrem.

 

Menurutnya, meski pada siang hari kondisi sekitar pelabuhan sempat cerah, namun menjelang sore, cuaca tiba-tiba mendung tebal disertai angin kencang.

 

Bahkan akibat kabut tebal, mengakibatkan jarak pandang terganggu.

 

“Kapal-kapal menginformasikan kalau cuaca di tengah Selat Bali membahayakan pelayaran kapal. Lalu kami putuskan untuk menutup penyebrangan mulai pukul 13.45,” terang Ketut Aryadana.

 

Dijelaskan, dari data yang diterima, angin di sekitar selat berhembus dengan kecepatan 24 knot ddengan diserta hujan lebat.

 

 Untuk mengantisipasi agar kapal yang sedang berlayar di tengah Selat Bali tidak celaka, semua nahkoda diminta untuk segera mencari perlindungan atau merapat ke pelabuhan terdekat.

 

Beruntung meski dilakukan penutupan penyeberangan, kondisi lalu lintas atau pengguna jasa pelayaran tidak  terlalu padat sehingga tidak sampai mengakibatkan penumpukan dan antrean kendaraan.

 

Selanjutnya, setelah satu jam lebih, kondisi pelabuhan berangsur membaik, dan penyeberangan kembali dibuka lagi sekitar pukul 15.00.

NEGARA –Sistem buka tutup kembali diberlakukan di Pelabuhan penyeberangan Selat Bali, Rabu (13/3).

 

Setelah pada Selasa (12/3) petang, pelabuhan penyeberangan dari Gilimanuk, Bali menuju Ketapang, Banyuwangi, Jatim maupun arah sebaliknya ditutup selama 1,5 jam akibat angin kencang. Pihak Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar kembali menutup lalulintas penyeberangan.

 

Kepala UPP kelas III Gilimanuk I Ketut Aryadana menjelaskan, pemberlakukan sistem buka tutup lalulintas penyeberangan di Selat Bali ini dipicu adanya perubahan cuaca ekstrem.

 

Menurutnya, meski pada siang hari kondisi sekitar pelabuhan sempat cerah, namun menjelang sore, cuaca tiba-tiba mendung tebal disertai angin kencang.

 

Bahkan akibat kabut tebal, mengakibatkan jarak pandang terganggu.

 

“Kapal-kapal menginformasikan kalau cuaca di tengah Selat Bali membahayakan pelayaran kapal. Lalu kami putuskan untuk menutup penyebrangan mulai pukul 13.45,” terang Ketut Aryadana.

 

Dijelaskan, dari data yang diterima, angin di sekitar selat berhembus dengan kecepatan 24 knot ddengan diserta hujan lebat.

 

 Untuk mengantisipasi agar kapal yang sedang berlayar di tengah Selat Bali tidak celaka, semua nahkoda diminta untuk segera mencari perlindungan atau merapat ke pelabuhan terdekat.

 

Beruntung meski dilakukan penutupan penyeberangan, kondisi lalu lintas atau pengguna jasa pelayaran tidak  terlalu padat sehingga tidak sampai mengakibatkan penumpukan dan antrean kendaraan.

 

Selanjutnya, setelah satu jam lebih, kondisi pelabuhan berangsur membaik, dan penyeberangan kembali dibuka lagi sekitar pukul 15.00.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/