GIANYAR – Pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu bagi masyarakat mendapat keluhan.
Pasalnya, ada orang kaya justru mendapat bantuan. Sementara warga miskin yang benar-benar membutuhkan bantuan, justru tidak mendapat bantuan.
Fakta itu diungkap anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Nyoman Parta. Parta mengaku menerima pesan via Whatsapp ada warga miskin yang justru tidak menerima bantuan.
Sementara itu, Lurah Beng, Putu Pradana, mengaku nama-nama penerima BLT itu turun dari pusat. “BLT itu datangnya dari pusat. Coba tanya ke dinas sosial,” ujar Putu Pradana.
Kata dia, di Kelurahan Beng, yang memperoleh BLT sebanyak 285 KK. “Dari jumlah itu, kami sisir. Mana PNS, mana TNI/Polri, yang mana sudah meninggal. Kami hanya sebatas itu saja,” ujar Putu Pradana.
Dia mengaku, di luar nama PNS, TNI maupun Polri, tidak bisa dirubah. “Kami coret yang PNS dan meninggal.
Dari 285 itu, tersisa 201 KK. Itu pun yang terkonfirmasi cuma 163. Sisanya kami tidak tahu, karena itu dari Kementerian,” pungkasnya.
Di bagian lain, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, Anak Agung Putri Ari, justru mengaku untuk data BLT diterima dari desa maupun kelurahan.
“Kami sudah minta dan input ke sistem informasi kesejahteraan sosial. Kami dapat data dari desa. Kami hanya menginput usulan dari desa,” ujar Agung Putri Ari, kemarin.
Mengenai adanya kekeliruan, pihaknya tidak tahu-menahu. “Itu semua dari pusat. Kami hanya mengusulkan. Keputusan dari Kemensos (Kementerian Sosial, red),” ungkapnya.
Pencarian BLT tersebut, diberikan kepada warga terdampak Covid-19. Per KK menerima sebesar Rp 600 ribu per bulan. Diberikan selama tiga bulan. Yakni April, Mei, Juni.