DENPASAR – Untuk kesekian kalinya, Gunung Agung mengalami erupsi. Terakhir terjadi pada Kamis (13/6) dini hari.
Meski erupsi yang terjadi tak terlalu lama dan ketinggian abu tidak terlalu tinggi, namun erupsi yang terjadi tersebut dibarengin hujan di wilayah Denpasar.
Lalu apa bahayanya? Kasbani selaku kepala PVMBG menyatakan erupsi yang diikuti dengan turunnya hujan sejatinya tidak terlalu berpengaruh dengan erupsi gunung agung.
“Namun potensi bahaya tentu tetap ada. Seperti dapat menyebabkan banjir lahar ataupun membawa sidementasi penyumbatan batu yang ada di gunung,” ujarnya Kamis (13/6).
Senada dengan Kasbani, Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG Kementerian ESDM, I Gede Suantika menambahkan, jika, hujan berkaitan dengan pola angin dan pembentukan awan.
“Partikel abu yang halus dapat memicu percepatan pembentukan awan hujan. Bisa dari abu halus Gunung Agung juga dari abu halus lainnya,”ungkapnya.
Apakah berbahaya hujan dibarengi erupsi? “Hujan lebat dan lama di Gunung Agung dapat menyebabkan lahar,” tegasnya.
Untuk itu, Suantika menyarankan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, maupun wisatawan agar tidak berada ataupun melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung