32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:11 PM WIB

Tanpa Gemuruh dan Ledakan, Gunung Agung Muntahkan Lava Pijar 700 Meter

AMLAPURA—Gunung Agung Karangasem, Bali terus mengalami peningkatan aktivitas.

 

Sehari pascadiguncang gempa bumi sebanyak empat kali, Kamis (13/6) pukul 01.38 wita, gunung berapi tertinggi di Bali itu kembali mengalami erupsi.

 

Sesuai informasi, saat erupsi yang tercatat sudah kesekian kali ini dilaporkan tidak terdengar ledakan atau suara gemuruh. Begitu juga gempa yang dirasakan warga di lereng Gunung Agung. Namun demikian lontaran lava pijar dilaporkan sempat terjadi sejauh 700 meter ke segara arah.

 

Hanya saja untuk tinggi kolom abu tidak teramati karena kabut dan gelap karena terjadi pada malam hari.

 

Selain itu, saat erupsi dengan amplitude 30 mm terjadi cukup lama yakni sekitar  3 menit 53  detik atau hampir empat menit.

 

Bahkan meski terjadi erupsi, juga tidak ada laporan hujan abu.

 

Sementara zona bahaya tetap sejauh 4 km. warga disekitar lereng Gunung Agung terutama yang ada di bantaran sungai diminta agar waspada.

 

Ketua Pasebaya Agung Gede Pawana meminta warga tetap tenang namun agar meningkatkan kewaspadaan.

 

Utamanya juga warga yang ada di bantaran sungai nyang berhulu di Gunung Agung. Karena saat musim hujan seperti ini sangat rentan terjadi pergeseran material lahar yang ada di lereng Gunung Agung lewat alur sungai.

 

“Meterial akan mudah terbawa air hujan melalui sungai dibawah Gunung Agung,” ujar Pawana yang akrab disapa Guru Gede.

 

Sementara itu Sekretaris Pasebaya Agung I Wayan Suara Arsana juga mengingatkan Desa Desa yang ada di radius 6 KM agar tetap waspada serta selalu memonitor perkembangan Gunung Agung.

 

“Sejauh ini warga tetap tenang”tukas Pawana yang juga Perbekel Duda Timur, Selat, Karangasem.

AMLAPURA—Gunung Agung Karangasem, Bali terus mengalami peningkatan aktivitas.

 

Sehari pascadiguncang gempa bumi sebanyak empat kali, Kamis (13/6) pukul 01.38 wita, gunung berapi tertinggi di Bali itu kembali mengalami erupsi.

 

Sesuai informasi, saat erupsi yang tercatat sudah kesekian kali ini dilaporkan tidak terdengar ledakan atau suara gemuruh. Begitu juga gempa yang dirasakan warga di lereng Gunung Agung. Namun demikian lontaran lava pijar dilaporkan sempat terjadi sejauh 700 meter ke segara arah.

 

Hanya saja untuk tinggi kolom abu tidak teramati karena kabut dan gelap karena terjadi pada malam hari.

 

Selain itu, saat erupsi dengan amplitude 30 mm terjadi cukup lama yakni sekitar  3 menit 53  detik atau hampir empat menit.

 

Bahkan meski terjadi erupsi, juga tidak ada laporan hujan abu.

 

Sementara zona bahaya tetap sejauh 4 km. warga disekitar lereng Gunung Agung terutama yang ada di bantaran sungai diminta agar waspada.

 

Ketua Pasebaya Agung Gede Pawana meminta warga tetap tenang namun agar meningkatkan kewaspadaan.

 

Utamanya juga warga yang ada di bantaran sungai nyang berhulu di Gunung Agung. Karena saat musim hujan seperti ini sangat rentan terjadi pergeseran material lahar yang ada di lereng Gunung Agung lewat alur sungai.

 

“Meterial akan mudah terbawa air hujan melalui sungai dibawah Gunung Agung,” ujar Pawana yang akrab disapa Guru Gede.

 

Sementara itu Sekretaris Pasebaya Agung I Wayan Suara Arsana juga mengingatkan Desa Desa yang ada di radius 6 KM agar tetap waspada serta selalu memonitor perkembangan Gunung Agung.

 

“Sejauh ini warga tetap tenang”tukas Pawana yang juga Perbekel Duda Timur, Selat, Karangasem.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/