26.7 C
Jakarta
11 Desember 2024, 4:09 AM WIB

Terowongan Pengelak Tuntas, Koster Optimis Problem Air Bersih Beres

SAWAN – Pembangunan Bendungan Tamblang, menunjukkan perkembangan yang positif. Sejauh ini perkembangan pembangunan disebut sudah mencapai 21 persen.

Kontraktor pelaksana tengah menyelesaikan pembangunan terowongan pengelak, sehingga tubuh bendungan dapat segera dikerjakan.

Hal itu terungkap pada acara ground breaking atau peletakan batu pertama yang dilakukan di Desa Sawan, Kecamatan Sawan, kemarin (12/8).

Acara tersebut dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Bali, dan Forkompinda Kabupaten Buleleng.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Maryadi Utama mengungkapkan, sejak dikerjakan pada 2019 lalu, perkembangan pekerjaan telah mencapai angka 21,03 persen.

Perkembangan proyek disebut menunjukkan deviasi positif sebesar 0,3 persen. Sejumlah proyek yang dikerjakan yakni bangunan pengelak yang kini perkembangannya mencapai angka 38,016 persen,

main dam sebesar 5,796 persen, spillway sebesar 32,704 persen, serta fasilitas umum sebesar 9,183 persen.

Selain itu jalan inspeksi proyek sudah berada pada angka 61,716 persen, sementara jalan akses mencapai 36,146 persen.

“Syukurnya sampai saat ini tidak ada kendala dan kita sudah berada pada deviasi positif. Sekarang terowongan pengelak itu sudah selesai 31 meter (dari rencana 355 meter). Bangunan lainnya sekarang masih dalam proses,” jelas Maryadi.

Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, Bendungan Tamblang diharapkan bisa menanggulangi masalah air bersih di Buleleng.

Menurut Koster, kendala utama yang dihadapi oleh Buleleng adalah air bersih. Wilayah barat maupun timur, juga mengalami masalah serupa.

“Termasuk desa saya di Desa Sembiran, juga begitu. Dulu saya waktu kecil itu harus ngangkut air dari pantai, jalan kaki 3 kilometer ke atas. Jalannya masih jalan-jalan tradisional, yang kecil-kecil itu.

Jadi saya waktu kecil harus negen blek (mengangkat kaleng air). Jadi dari Pacung, naik, bolak-balik. Makanya badan saya jadi kecil,” kenang Koster.

Dengan tuntasnya Bendungan Tamblang, Koster optimistis air yang ditampung bisa digunakan untuk  irigasi pertanian dan mendukung industri di Buleleng.

“Utamanya industri pengelolaan pangan dan industri hilir pertanian. Karena itu, (bendungan) ini akan jadi program prioritas yang akan saya kawal bersama Menteri PU.

Sehingga bisa berjalan sesuai tahapan dan rencana. Meski sekarang masa pandemi, ada rasionalisasi anggaran, tapi yang ini jangan terganggu,” imbuhnya.

 

SAWAN – Pembangunan Bendungan Tamblang, menunjukkan perkembangan yang positif. Sejauh ini perkembangan pembangunan disebut sudah mencapai 21 persen.

Kontraktor pelaksana tengah menyelesaikan pembangunan terowongan pengelak, sehingga tubuh bendungan dapat segera dikerjakan.

Hal itu terungkap pada acara ground breaking atau peletakan batu pertama yang dilakukan di Desa Sawan, Kecamatan Sawan, kemarin (12/8).

Acara tersebut dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Bali, dan Forkompinda Kabupaten Buleleng.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Maryadi Utama mengungkapkan, sejak dikerjakan pada 2019 lalu, perkembangan pekerjaan telah mencapai angka 21,03 persen.

Perkembangan proyek disebut menunjukkan deviasi positif sebesar 0,3 persen. Sejumlah proyek yang dikerjakan yakni bangunan pengelak yang kini perkembangannya mencapai angka 38,016 persen,

main dam sebesar 5,796 persen, spillway sebesar 32,704 persen, serta fasilitas umum sebesar 9,183 persen.

Selain itu jalan inspeksi proyek sudah berada pada angka 61,716 persen, sementara jalan akses mencapai 36,146 persen.

“Syukurnya sampai saat ini tidak ada kendala dan kita sudah berada pada deviasi positif. Sekarang terowongan pengelak itu sudah selesai 31 meter (dari rencana 355 meter). Bangunan lainnya sekarang masih dalam proses,” jelas Maryadi.

Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, Bendungan Tamblang diharapkan bisa menanggulangi masalah air bersih di Buleleng.

Menurut Koster, kendala utama yang dihadapi oleh Buleleng adalah air bersih. Wilayah barat maupun timur, juga mengalami masalah serupa.

“Termasuk desa saya di Desa Sembiran, juga begitu. Dulu saya waktu kecil itu harus ngangkut air dari pantai, jalan kaki 3 kilometer ke atas. Jalannya masih jalan-jalan tradisional, yang kecil-kecil itu.

Jadi saya waktu kecil harus negen blek (mengangkat kaleng air). Jadi dari Pacung, naik, bolak-balik. Makanya badan saya jadi kecil,” kenang Koster.

Dengan tuntasnya Bendungan Tamblang, Koster optimistis air yang ditampung bisa digunakan untuk  irigasi pertanian dan mendukung industri di Buleleng.

“Utamanya industri pengelolaan pangan dan industri hilir pertanian. Karena itu, (bendungan) ini akan jadi program prioritas yang akan saya kawal bersama Menteri PU.

Sehingga bisa berjalan sesuai tahapan dan rencana. Meski sekarang masa pandemi, ada rasionalisasi anggaran, tapi yang ini jangan terganggu,” imbuhnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/