25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:17 AM WIB

Dua Pelajar SMK Tewas, Ketua Yayasan: Acara Trekking Inisiatif Siswa

SINGARAJA – Kasus kematian dua siswa SMK Kesehatan Widarba di Lingkungan Sangket, Kecamatan Sukasada, Buleleng,

yang tewas tenggelam di objek wisata Tembok Barak, Senin (11/12) lalu mendapat tanggapan Kepala Yayasan SMK Kesehatan Widarba Gusti Made Dana Ratu.

Menurut Gusti Made Dana Ratu, insiden yang menimpa anak didiknya adalah bagian dari musibah. Yang paling merasakan dampaknya adalah keluarga korban.

“Kami turut berduka. Kami akan kunjungi keluarga korban. Saya juga merasa terpukul sekali. Setelah dapatkan laporan dari kepala sekolah dan lainnya, kejadian tersebut murni dari inisiatif dari murid,” tuturnya.

Disinggung mengenai acara tersebut, sejatinya sudah terencana. Namun bukan di hari Senin lalu. Hal tersebut, katanya karena dorongan dari para murid.

“Kalau boleh saya katakan, acara ini memang belum terprogram. Kalau terprogram kan ada analisa dan lainnya.

Namun ini karena trekking untuk mengisi jeda semester dan juga untuk mengenal alam, terjadilah kegiatan itu,” tuturnya.

Lalu siapa yang bertanggungjawab terkait acara ini? “Ini menjadi tanggungjawab bersama. Karena acara itu kan tidak terprogram. Kalau dibilang illegal juga tidak.

Karena ada guru pendamping disana. Sekolah dan yayasan bertanggung jawab sepenuhnya. Tetapi kegiatan itu, tidak terencana,” jawabnya.

Untuk diketahui, dua siswa SMK Kesehatan Widarba Kadek Dwi Asmarani,16 asal Desa Pegadungan, Sukasada siswi kelas X dan Luh Devi Cahyani,17 asal Desa Tukadsumaga,

Gerokgak siswi kelas XI tewas tenggelam saat melakukan aktivitas trekking di air terjun tembok barak pada Senin (11/12) lalu. 

SINGARAJA – Kasus kematian dua siswa SMK Kesehatan Widarba di Lingkungan Sangket, Kecamatan Sukasada, Buleleng,

yang tewas tenggelam di objek wisata Tembok Barak, Senin (11/12) lalu mendapat tanggapan Kepala Yayasan SMK Kesehatan Widarba Gusti Made Dana Ratu.

Menurut Gusti Made Dana Ratu, insiden yang menimpa anak didiknya adalah bagian dari musibah. Yang paling merasakan dampaknya adalah keluarga korban.

“Kami turut berduka. Kami akan kunjungi keluarga korban. Saya juga merasa terpukul sekali. Setelah dapatkan laporan dari kepala sekolah dan lainnya, kejadian tersebut murni dari inisiatif dari murid,” tuturnya.

Disinggung mengenai acara tersebut, sejatinya sudah terencana. Namun bukan di hari Senin lalu. Hal tersebut, katanya karena dorongan dari para murid.

“Kalau boleh saya katakan, acara ini memang belum terprogram. Kalau terprogram kan ada analisa dan lainnya.

Namun ini karena trekking untuk mengisi jeda semester dan juga untuk mengenal alam, terjadilah kegiatan itu,” tuturnya.

Lalu siapa yang bertanggungjawab terkait acara ini? “Ini menjadi tanggungjawab bersama. Karena acara itu kan tidak terprogram. Kalau dibilang illegal juga tidak.

Karena ada guru pendamping disana. Sekolah dan yayasan bertanggung jawab sepenuhnya. Tetapi kegiatan itu, tidak terencana,” jawabnya.

Untuk diketahui, dua siswa SMK Kesehatan Widarba Kadek Dwi Asmarani,16 asal Desa Pegadungan, Sukasada siswi kelas X dan Luh Devi Cahyani,17 asal Desa Tukadsumaga,

Gerokgak siswi kelas XI tewas tenggelam saat melakukan aktivitas trekking di air terjun tembok barak pada Senin (11/12) lalu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/