SINGARAJA – Nasib nahas dialami seorang bocah berusia 2 tahun, Kadek Juna Dwipayana, asal Dusun Selombo, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Korban mengalami luka bakar serius setelah tersiram air panas Jumat (11/12) lalu sekitar pukul 13.00 siang. Sempat mendapat perawatan di Puskesmas Tejakula 1, bocah malang itu akhirnya dirujuk ke RS Buleleng.
Namun, kendala biaya membuat orang tua bocah malang itu pasrah. Mereka memutuskan membawa pulang paksa korban dari rumah sakit.
“Jujur saya tadi bingung dan bimbang. Dalam kondisi begini, dimana cari uang untuk biaya. Sekarang saya hanya kerja jadi buruh.
Jujur kondisi ekonomi saya sangat sulit. Makanya sempat minta pulang,” kata I Gede Artha saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat RSUD Buleleng kemarin.
Informasi itu pun sempat didengar Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna. Supriatna pun meminta agar anak itu dibawa kembali ke RSUD. Alhasil pagi kemarin, keluarga kembali memboyong sang anak ke RSUD Buleleng.
Sementara itu Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, pasien itu akan tetap dirawat.
Ia meminta agar tim medis merawat pasien sebaik-baiknya. Terkait skema pembayaran – mengingat pasien dalam kondisi tidak mampu – akan dibahas oleh jajaran manajemen.
“Masalah pembayaran biar nanti manajemen menyiapkan skema. Kalau memang tidak mampu, tentu akan ada opsi-opsi atau kebijakan dari direksi.
Intinya jangan sampai pasien tidak mampu, tidak mendapat pelayanan. Memang sempat saya dengar keluarganya minta pulang paksa, tapi tadi sudah kembali lagi untuk dapat pelayanan,” kata Arya.
Terkait dengan proses perawatan, Arya mengatakan tim medis masih menanti hasil kajian dari dokter spesialis bedah.
Apabila lukanya tidak terlalu parah, maka perawatan cukup dilakukan di RSUD Buleleng. Namun bila lukanya terbilang luas dan dalam,
maka perawatan harus dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik. Sementara ini RSUD Buleleng tak memiliki SDM yang mumpuni untuk itu.
“Kami juga belum punya ruang steril khusus untuk perawatan luka bakar. Sejauh ini yang saya tahu baru di Sanglah saja yang memang ada SDM dan fasilitas yang cukup untuk itu.
Kalau memang keluarga mau dirujuk, tentu bagus sekali untuk penyembuhan apalagi ini anak-anak. Tapi kalau keluarga tidak mau, kami akan rawat semaksimal mungkin dengan SDM dan fasilitas yang kami miliki,” tandasnya.