BANGLI – Apes dialami pasangan suami istri (pasutri) I Nengah Suma Dana, 54, dan Gusti Made Serinten, 50.
Rumah semi permanen milik warga Banjar Metra Tengah, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku itu terbakar akibat disambar petir Sabtu (12/1) sore lalu pukul 16.00.
Yang membuat sedih, seisi rumah termasuk uang tunai dan sepeda motor korban dilalap si jago merah akibat percikan yang dihasilkan dari sambaran petir.
Menurut Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi, saat kejadian berlangsung, rumah dalam keadaan sepi. Nengah Suma Dana saat kejadian sedang bekerja di kediaman Mangku Yoga.
Sedangkan, istrinya Gusti Made Serinten, 50, sedang ngayah di pura. “Usai ngayah di pura, Serinten pulang ke rumahnya dan mendapati rumahnya sudah dalam keadaan terbakar,” ujar AKP Sulhadi kemarin.
Serinten kemudian mencari suaminya untuk memberitahukan kejadian yang menimpa rumah mereka. “Rumah beserta barang di dalamnya hangus terbakar,” ujarnya.
Bagian rumah yang terbakar di antaranya berupa sebuah kamar tidur semi permanen berukuran 5×4 meter, sebuah dapur semi permanen berukuran 2×3 meter dan sebuah sepeda motor Honda Vario ikut meleleh terbakar.
“Tidak ada korban jiwa dan korban luka dalam kejadian itu, hanya kerugian materiil,” imbuhnya. Korban menderita kerugian materiil kurang lebih sekitar Rp 50 juta.
Pihak kepolisian yang menerima informasi kebekaran langsung bergegas menuju lokasi kejadian. Dari hasil penyelidikan sementara, kejadian itu murni musibah.
“Karena bencana alam atau tersambar petir,” tukasnya. Rumah korban sendiri jauh dari pemukiman warga setempat. Rumahnya masuk ke pelosok dan di pinggir sungai.
Pasutri itu tergolong keluarga tidak mampu. Bahkan, tanah di atas rumah mereka merupakan tanah pinjaman dari warga setempat.
Putra mereka sedang transmigrasi ke Kalimantan sejak 6 tahun lalu. Sehingga hanya dua pasutri itu saja yang menghuni rumah.
Serinten menangis melihat kondisi tersebut. “Tidak ada tersisa, kamben pakai ngayah tidak ada lagi,” ujarnya.
Yang menyedihkan, uang kasbon milik suaminya sebesar Rp 2 juta yang disimpan di dalam rumah menjadi abu. “Uang itu untuk odalan, untuk keperluan banten. Sekarang tidak ada,” tukasnya sedih.