SINGARAJA – Kasus demam berdarah (DB) yang makin tinggi di Kabupaten Buleleng, turut memicu keresahan di kalangan warga.
Warga akhirnya berinisiatif melakukan fogging swadaya, guna mencegah peluang penyebaran penyakit demam berdarah di pemukiman warga.
Seperti yang dilakukan warga yang bermukim di Lingkungan Perumahan LC 9 Kelurahan Banyuasri.
Warga di sana memilih melakukan fogging mandiri, setelah tahu kasus mengalami peningkatan cukup pesat dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Warga menilai upaya fogging mandiri bisa mencegah potensi penularan di pemukiman mereka. Terlebih jumlah warga di sana cukup banyak.
Dalam satu lingkungan pemukiman, tercatat ada 38 kepala keluarga yang tinggal di sana. Ketua Lingkungan Perumahan LC 9 Pande Wismaye mengatakan, warga sebelumnya sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.
Bukan hanya di rumah-rumah namun juga saluran drainase di depan rumah. “Masukan dari warga juga perlu ada fogging, biar lebih tenang.
Akhirnya kami inisiatif swadaya melakukan fogging. Kalau PSN itu sudah kami lakukan setiap minggu,” kata Pande.
Menurutnya, warga kini memilih melakukan upaya antisipasi. Mengingat beberapa tahun lalu sempat ada warga yang terjangkit demam berdarah, hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.
“Tahun lalu ada yang kena satu orang. Makanya warga juga antisipasi, biar tidak ada yang kena lagi. Apalagi setelah baca berita kemarin itu, kasusnya tinggi di Buleleng,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2020, kasus demam berdarah melonjak menjadi 1.059 kasus.
Jumlah itu, disebut sebagai kasus tertinggi kedua di Indonesia setelah Kabupaten Sikka, di Nusa Tenggara Timur. Tercatat ada dua orang yang meninggal dunia, masing-masing berasal dari Desa Ambengan dan Desa Pemaron.