RadarBali.com – Sudah seminggu lamanya hujan deras disertai angin kencang mengguyur Kabupaten Klungkung dan sekitarnya.
Selain menyebabkan bencana alam seperti longsor dan pohon tumbang, cuaca ekstrem ini juga menyebabkan kegiatan penyeberangan di beberapa pelabuhan tradisional di Kabupaten Klungkung terganggu.
Salah seorang nahkoda sampan angkut material, Wayan Suarno asal Nusa Ceningan saat ditemui setelah menyandarkan sampannya di Pelabuhan Tradisional Monggalan, Kusamba, Klungkung, Kamis (13/7) mengatakan, kondisi cuaca buruk seperti saat ini telah berlangsung seminggu lamanya.
Dan, kondisi cuaca kemarin pagi, menurutnya yang terburuk. “Tadi pagi paling jelek, anginnya kencang dan ombaknya besar,” ungkapnya.
Dengan kondisi cuaca seperti itu, dia terpaksa mengurangi berat muatan yang dibawa sampannya menuju Nusa Lembongan.
Jika saat cuaca normal sampannya bisa mengangkut barang dengan berat total 25 ton. Sedangkan dengan kondisi cuaca ekstrem seperti sekarang ini, dia hanya bisa mengangkut barang dengan berat total hanya 20 ton saja.
“Kondisi ini kemungkinan akan berlangsung sampai beberapa minggu ke depan,” tandasnya. Cuaca buruk juga mempengaruhi pendapatan para buruh angkut barang.
Dengan terjadinya penurunan berat barang yang dibawa sampan, menurut salah seorang buruh angkut Pelabuhan Tradisional Monggalan, Wayan Siantara, berdampak pula dengan jumlah upah yang didapatkan.
Selain itu penurunan pendapatan ini juga akibat menurunnya jumlah sampan yang menyeberangkan barang.
“Biasanya 2-3 kapal per hari, tapi karena cuaca buruk hanya satu kapal per hari. Jadi pendapatan yang biasanya Rp 80 ribu per hari, sekarang Rp 60 ribu per hari,” bebernya.