NEGARA – Penangkapan dua terduga teroris di wilayah Jembrana pasangan bapak – anak berinisial AT dan ZAI, menjadi perhatian serius aparat keamanan dan Pemkab Jembrana.
Intensitas pemeriksaan orang dan barang yang masuk Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk langsung ditingkatkan.
Seluruh unsur ketertiban di lingkungan pemerintahan juga ditingkatkan untuk melakukan penertiban penduduk.
Peningkatan intensitas pemeriksaan di pelabuhan Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali dilakukan dengan memeriksa seluruh orang dan barang yang masuk Bali dan keluar Bali.
Seluruh penumpang bus diturunkan dan seluruh isi bus dan barang bawaan diperiksa intensif petugas. Padahal, SOP ini nyaris tak pernah dilakukan sebelumnya.
“Sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), lebih perketat. Walau selama ini berjalan baik, kami tingkatkan lagi,” kata Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk AKP Gusti Nyoman Sudarsana kemarin.
Peningkatan pengamanan ini, melibat seluruh unsur fungsi, bahkan seluruh perwira terjun langsung melakukan pemeriksaan barang dan orang yang masuk Bali dan keluar Bali.
Selain di pintu masuk Bali, operasi di pesisir pantai, pemukiman, kos dan penginapan juga ditingkatkan untuk mengantisipasi para pelaku kriminal masuk Bali.
Selain dari aparat kepolisian, pemerintah kabupaten Jembrana juga siaga menjaga ketertiban wilayah.
Koordinasi lintas instansi, baik di lingkungan pemerintah kabupaten, TNI dan Kepolisian ditingkatkan untuk memastikan wilayah Jembrana tetap aman dan kondusif.
“Kami sudah koordinasi dengan instansi dan internal pemerintahan yang membidangi ketertiban untuk meningkatkan pengawasan dan pengamanan wilayah,” I Komang Dhiyatmika, kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Jembrana.
Kasatpol PP Jembrana I Gusti Ngurah Rai Budhi menambahkan, seluruh personilnya sudah diperintahkan untuk meningkatkan penertiban, khususnya di pemukiman yang banyak penduduk pendatang, kos dan penginapan.
Personil perlindungan masyarakat (linmas) sudah diminta untuk terus berkoordinasi melaporkan wilayahnya masing-masing. “Terkait dengan meningkatnya isu terorisme, sudah kami intensifkan dengan patroli,” terangnya.
Menurutnya, Bali memiliki sejarah kelam mengenai terorisme yakni terjadinya bom Bali yang terjadi pada bulan Oktober 2002.
Karena itu selain unsur dari Satpol PP, unsur pengamanan di masyarakat yakni sistem keamanan lingkungan (siskamling) juga harus diaktifkan.
Apabila ada orang yang mencurigakan agar segera dilaporkan pada aparat keamanan. ”Masalah keamanan ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.