29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:52 AM WIB

Dua Desa Krisis Air Bersih, Bupati Buleleng Janjikan Subsidi Energi

TEJAKULA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana berjanji menyelesaikan masalah krisis air bersih di Desa Les dan Penuktukan, Kecamatan Tejakula pada tahun ini juga.

Krisis air bersih ini akan dijadikan prioritas utama, agar tak terjadi konflik antara warga di Desa Les maupun Penuktukan. Terlebih kedua desa dinas itu sebenarnya masih dalam naungan Desa Adat Les.

Kemarin, Bupati Agus Suradnyana mendatangi Desa Les untuk menyelesaikan masalah krisis air bersih di kedua desa tersebut.

Bupati Agus didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra dan Dirut Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng I Made Lestariana.

Agus kemudian langsung menggelar pertemuan di areal Pura Yeh Song, Banjar Dinas Butiyang, Desa Les.

Pertemuan dihadiri Bendesa Adat Les Jro Pasek Nengah Wiriasa, Perbekel Les Gede Adi Wistara, Perbekel Penuktukan I Gede Maduarta, dan Camat Tejakula Nyoman Widiartha.

Perbekel Les Gede Adi Wistara mengungkapkan debit air yang selama ini digunakan warga semakin kecil. Hal ini diperparah dengan kemunculan kelompok-kelompok yang disebut ilegal dalam pemanfaatan air.

Sehingga masalah krisis air bersih semakin parah. Dampaknya seribu kepala keluarga yang mukim di Banjar Dinas Tegallinggah, Panjingan, Lempedu, dan Penyumbahan, kesulitan air bersih.

“Ada air yang diambil kelompok-kelompok yang tidak legal. Informasinya sih untuk MCK. Tapi praktik di lapangan, malah dipakai pertanian dan diperjual belikan. Ini kan akhirnya jadi masalah,” ungkapnya.

Hal serupa diungkapkan Perbekel Penuktukan I Gede Maduarta. Menurutnya ada sekitar 400 kepala kelura di wilayahnya yang kesulitan mendapat air bersih. Ratusan keluarga itu tinggal di Banjar Dinas Batulumbang dan Kanginan.

“Warga kami yang tinggal di wilayah atas (selatan, Red) itu memang sudah susah air dari dulu. Puncaknya ya tahun ini. Makanya kami minta supaya ini bisa dicarikan jalan keluarnya,” ujar Maduarta.

Dalam pertemuan itu Agus menginstruksikan agar Dinas PUTR Buleleng dan Perumda Tirta Hita segera menyelesaikan kajian teknis.

Kajian itu harus sudah diselesaikan Rabu (22/7) hari ini. Rencananya pemerintah akan mengoptimalkan potensi sumur bor yang ada di Desa Les maupun Desa Penuktukan.

Sumur itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga yang tinggal di sisi utara. Sementara warga yang tinggal di sisi selatan akan disuplai air bersih yang bersumber dari Desa Batih, Kintamani.

Dari hasil kajian, kebutuhan air bersih di dua desa tersebut mencapai 25 liter per detik. Bila mengandalkan sumber air bersih dari Desa Batih, dipastikan akan berkurang.

Sebab debit air hanya 10 liter per detik dan menyusut hingga 30 persen pada musim kemarau. Defisit sumber air bersih sebanyak 15 liter per detik, akan diupayakan dari sumur bor.

“Sumur (bor) kan sudah ada. Tinggal memberikan energi dan pompa yang kuat saja. Ditambah nanti dibuatkan reservoar empat buah, masing-masing kapasitasnya 20ribu meter kubik.

Jadi bisa melempar air sampai ke atas. Sekarang di perubahan kami upayakan. Anggarannya kemungkinan nggak lebih dari Rp 500 juta,” kata Bupati Agus.

Tak hanya itu, Bupati Agus Suradnyana juga berjanji akan memberikan subsidi energi untuk operasional sumur bor.

Sebab dari hitung-hitungan kasar, untuk operasional sumur bor diperkirakan butuh dana sebesar Rp 7 juta per bulan untuk satu unit pompa.

Dengan jumlah 4 unit pompa yang akan dioperasikan, maka dibutuhkan dana sedikitnya Rp 28 juta per bulan.

Bupati Agus pun menginstruksikan agar subsidi energi itu dicarikan fatwa hukum, agar tak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Sementara untuk jangka menengah, pemerintah akan menyiapkan panel surya di tiap-tiap rumah pompa air. Sehingga energi yang digunakan menjadi lebih murah.

Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah akan berupaya air bersih dapat dipenuhi melalui Saluran Perpipaan Air Minum (SPAM) Sanih.

Selain itu, Bupati Agus juga meminta agar Bendesa Adat Les Jro Pasek Nengah Wiriasa segera menyusun perarem pelestarian kawasan hutan.

Sehingga hutan-hutan negara yang ada di hulu Desa Adat tak beralih fungsi menjadi tanaman semusim. Selain itu Bupati Agus juga menyanggupi akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Bali, sehingga ada pengawasan yang lebih intens terhadap hutan-hutan negara. Baik yang ada di wilayah Tejakula maupun Kintamani.

Seperti diberitakan sebelumnya, prajuru Desa Adat Les sempat mendatangi Rumah Jabatan Bupati Buleleng pada Jumat (17/7) lalu.

Prajuru desa mengadukan masalah krisis air bersih yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Kondisi krisis air bersih semakin parah pada tahun ini. Apabila dibiarkan berkepanjangan dikhawatirkan akan memicu konflik antar masyarakat. 

TEJAKULA – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana berjanji menyelesaikan masalah krisis air bersih di Desa Les dan Penuktukan, Kecamatan Tejakula pada tahun ini juga.

Krisis air bersih ini akan dijadikan prioritas utama, agar tak terjadi konflik antara warga di Desa Les maupun Penuktukan. Terlebih kedua desa dinas itu sebenarnya masih dalam naungan Desa Adat Les.

Kemarin, Bupati Agus Suradnyana mendatangi Desa Les untuk menyelesaikan masalah krisis air bersih di kedua desa tersebut.

Bupati Agus didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra dan Dirut Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng I Made Lestariana.

Agus kemudian langsung menggelar pertemuan di areal Pura Yeh Song, Banjar Dinas Butiyang, Desa Les.

Pertemuan dihadiri Bendesa Adat Les Jro Pasek Nengah Wiriasa, Perbekel Les Gede Adi Wistara, Perbekel Penuktukan I Gede Maduarta, dan Camat Tejakula Nyoman Widiartha.

Perbekel Les Gede Adi Wistara mengungkapkan debit air yang selama ini digunakan warga semakin kecil. Hal ini diperparah dengan kemunculan kelompok-kelompok yang disebut ilegal dalam pemanfaatan air.

Sehingga masalah krisis air bersih semakin parah. Dampaknya seribu kepala keluarga yang mukim di Banjar Dinas Tegallinggah, Panjingan, Lempedu, dan Penyumbahan, kesulitan air bersih.

“Ada air yang diambil kelompok-kelompok yang tidak legal. Informasinya sih untuk MCK. Tapi praktik di lapangan, malah dipakai pertanian dan diperjual belikan. Ini kan akhirnya jadi masalah,” ungkapnya.

Hal serupa diungkapkan Perbekel Penuktukan I Gede Maduarta. Menurutnya ada sekitar 400 kepala kelura di wilayahnya yang kesulitan mendapat air bersih. Ratusan keluarga itu tinggal di Banjar Dinas Batulumbang dan Kanginan.

“Warga kami yang tinggal di wilayah atas (selatan, Red) itu memang sudah susah air dari dulu. Puncaknya ya tahun ini. Makanya kami minta supaya ini bisa dicarikan jalan keluarnya,” ujar Maduarta.

Dalam pertemuan itu Agus menginstruksikan agar Dinas PUTR Buleleng dan Perumda Tirta Hita segera menyelesaikan kajian teknis.

Kajian itu harus sudah diselesaikan Rabu (22/7) hari ini. Rencananya pemerintah akan mengoptimalkan potensi sumur bor yang ada di Desa Les maupun Desa Penuktukan.

Sumur itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga yang tinggal di sisi utara. Sementara warga yang tinggal di sisi selatan akan disuplai air bersih yang bersumber dari Desa Batih, Kintamani.

Dari hasil kajian, kebutuhan air bersih di dua desa tersebut mencapai 25 liter per detik. Bila mengandalkan sumber air bersih dari Desa Batih, dipastikan akan berkurang.

Sebab debit air hanya 10 liter per detik dan menyusut hingga 30 persen pada musim kemarau. Defisit sumber air bersih sebanyak 15 liter per detik, akan diupayakan dari sumur bor.

“Sumur (bor) kan sudah ada. Tinggal memberikan energi dan pompa yang kuat saja. Ditambah nanti dibuatkan reservoar empat buah, masing-masing kapasitasnya 20ribu meter kubik.

Jadi bisa melempar air sampai ke atas. Sekarang di perubahan kami upayakan. Anggarannya kemungkinan nggak lebih dari Rp 500 juta,” kata Bupati Agus.

Tak hanya itu, Bupati Agus Suradnyana juga berjanji akan memberikan subsidi energi untuk operasional sumur bor.

Sebab dari hitung-hitungan kasar, untuk operasional sumur bor diperkirakan butuh dana sebesar Rp 7 juta per bulan untuk satu unit pompa.

Dengan jumlah 4 unit pompa yang akan dioperasikan, maka dibutuhkan dana sedikitnya Rp 28 juta per bulan.

Bupati Agus pun menginstruksikan agar subsidi energi itu dicarikan fatwa hukum, agar tak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Sementara untuk jangka menengah, pemerintah akan menyiapkan panel surya di tiap-tiap rumah pompa air. Sehingga energi yang digunakan menjadi lebih murah.

Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah akan berupaya air bersih dapat dipenuhi melalui Saluran Perpipaan Air Minum (SPAM) Sanih.

Selain itu, Bupati Agus juga meminta agar Bendesa Adat Les Jro Pasek Nengah Wiriasa segera menyusun perarem pelestarian kawasan hutan.

Sehingga hutan-hutan negara yang ada di hulu Desa Adat tak beralih fungsi menjadi tanaman semusim. Selain itu Bupati Agus juga menyanggupi akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Bali, sehingga ada pengawasan yang lebih intens terhadap hutan-hutan negara. Baik yang ada di wilayah Tejakula maupun Kintamani.

Seperti diberitakan sebelumnya, prajuru Desa Adat Les sempat mendatangi Rumah Jabatan Bupati Buleleng pada Jumat (17/7) lalu.

Prajuru desa mengadukan masalah krisis air bersih yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Kondisi krisis air bersih semakin parah pada tahun ini. Apabila dibiarkan berkepanjangan dikhawatirkan akan memicu konflik antar masyarakat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/