SEMARAPURA – Kawasan objek wisata Kertha Gosa merupakan saksi bisu dari kekuasaan Kerajaan Klungkung. Tidak hanya Bale Kambang dan Bale Kertha Gosa yang memiliki nilai sejarah dalam kawasan itu. Pintu besar atau lebih dikenal dengan istilah Pemedal Agung yang berada di sisi barat kawasan Kertha Gosa pun tidak kalah penting bahkan diyakini memiliki kekuatan magis.
Hanya saja, kondisi Pemedal Agung saat ini cukup mengkhawatirkan lantaran mengalami amblas di sisi barat. Oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), situs itu kini sedang dikaji.
Kadis Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Klungkung, Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana saat dikonfirmasi, Selasa (13/10) membenarkan kondisi itu. Menurutnya amblasnya Pemedal Agung sudah terjadi cukup lama namun dia tidak tahu secara pasti kapan hal itu terjadi dan apa penyebabnya.
Namun, bila diingat bahwa Pemedal Agung diperkirakan dibangun pada abad ke-17, dimungkinkan hal itu karena kondisi Pemedal Agung yang sudah tua.
“Nggih, Pemedal Agungnya agak enced (amblas) ke barat,” terangnya.
Namun dia tidak mengetahui seberapa berat kerusakan yang terjadi pada Pemedal Agung tersebut. Adapun menurutnya kondisi Pemedal Agung saat ini sedang dikaji oleh BPCB. Dari hasil kajian BPCB itu, nantinya baru diketahui secara detail kondisi Pemedal Agung dan apa yang harus dilakukan agar situs tersebut tetap bertahan.
“Dengan kajian itu juga, bila sewaktu-waktu terjadi gempa dan Pemedal Agung mengalami kerusakan maka dengan data yang dimiliki diharapkan bisa dibangun kembali,” jelasnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta sudah mengetahui kondisi Pemedal Agung saat ini. Menurutnya orang nomor satu di Kabupaten Klungkung itu pun sudah sempat meninjau situs tersebut.
Dikonfirmasi terpisah Suwirta mengaku masih menunggu hasil kajian dari BPCB. Sembari menunggu hasil kajian, pihaknya pun sedang berupaya menuntaskan masalah status kawasan Kertha Gosa yang sampai saat ini belum jelas kepemilikannya. Seiring dengan keluarnya hasil kajian BPCB nanti, dia berharap status kepemilikan kawan Kertha Gosa juga jelas sehingga bisa segera dilakukan restorasi.
“Hanya terjadi sedikit pergeseran tanah turun saja. Miring sedikit saja,” jelas Suwirta.