28.3 C
Jakarta
11 Desember 2024, 10:58 AM WIB

Resmi, BBMKG Pastikan Gempa di Bali Tak Berpotensi Tsunami

DENPASAR-Munculnya kepanikan warga di sejumlah wilayah di Bali pascaterjadinya gempa magnitude 4,6 SR dan 5,1 SR pada Kamis petang (14/11) direaksi BBMKG Wilayah III Denpasar.

Kabid Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman saat dihubungi usai gempa, mengatakan, meski gempa bumi dirasakan hampir di semua kabupaten di Bali, namun gempa tidak berpotensi tsunami.

Data BBMKG Wilayah III Denpasar menyebut, titik gempa hanya 21 km Barat Daya kabupaten Buleleng, 39 km TimurLaut kabupaten Jembrana, 48 km BaratLaut kabupaten Tabanan, 66 km BaratLaut dari Denpasar dan 924 km Tenggara dari Jakarta.

“Gempanya beberapa kali. Buleleng memang masuk daerah yang rawan gempa,” ujar

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, ST.,Dipl. Seis., M.Sc. menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya,

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik belakang busur  (Back Arc Thrust).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik oblik  (Oblique Thrust),” ujarnya.

Hingga pukul 19.09  Wita, hasil analisa BMKG menunjukkan adanya 9 (sembilan) kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat  tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

DENPASAR-Munculnya kepanikan warga di sejumlah wilayah di Bali pascaterjadinya gempa magnitude 4,6 SR dan 5,1 SR pada Kamis petang (14/11) direaksi BBMKG Wilayah III Denpasar.

Kabid Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman saat dihubungi usai gempa, mengatakan, meski gempa bumi dirasakan hampir di semua kabupaten di Bali, namun gempa tidak berpotensi tsunami.

Data BBMKG Wilayah III Denpasar menyebut, titik gempa hanya 21 km Barat Daya kabupaten Buleleng, 39 km TimurLaut kabupaten Jembrana, 48 km BaratLaut kabupaten Tabanan, 66 km BaratLaut dari Denpasar dan 924 km Tenggara dari Jakarta.

“Gempanya beberapa kali. Buleleng memang masuk daerah yang rawan gempa,” ujar

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, ST.,Dipl. Seis., M.Sc. menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya,

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik belakang busur  (Back Arc Thrust).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik oblik  (Oblique Thrust),” ujarnya.

Hingga pukul 19.09  Wita, hasil analisa BMKG menunjukkan adanya 9 (sembilan) kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat  tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/