32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 11:10 AM WIB

Takut Isu Tsunami, Warga Seririt Kalangkabut Mengungsi Jauhi Pesisir

SERIRIT –Guncangan tiga kali gempa bumi pada Kamis petang (14/11)  tak hanya membuat warga panik menyelamatkan diri.

 

Bahkan akibat gempa yang terjadi saat menjelang salat Maghrib, warga Seririt yang tinggal di wilayah pesisir memilih menjauhi area pantai dan mengungsi ke arah bukit (wilayah dataran tinggi Busungbiu).

 

Mereka memilih mengungsi setelah mendapat kabar bohong (Hoax) terkait isu tsunami.

 

Sementara itu pantauan Jawa Pos Radar Bali, pascagempa, seluruh toko sepanjang Jalan  Raya Gajah, Seririt tutup seketika.

 

Berbondong-bondong warga berlarian sambil membawa barang berharga mereka. Baik menggunakan roda dua, empat dan berjalan kaki. 

 

Maulana, 27 salah satu warga desa Pengastulan mengaku kenapa warga desa berhamburan berlari keluar hingga meninggal rumah mereka. Ada yang katakan akan terjadi tsunami. Sehingga semua warga panik ketakutan meninggalkan rumah mereka menyelamatkan diri. 

 

“Saya baru saja akan berangkat sholat di masjid. Sekitar 18.16 getaran gempa pertama saya rasakan. Setelah itu selang beberapa menit lagi gempa kedua terjadi hingga sangat keras pada gempa ketiga,” ungkapnya.

 

Hal yang sama juga diungkapkan Zaenudnin yang kala itu bergegas menjemput keluarganya. Warga Seririt wajar saja panik seperti itu mengingatkan gempa yang sempat terjadi tahun 1976. 

 

Dia pun menyesalkan karena saat terjadi gempa tak ada petugas yang datang memberi informasi bahwa gempa terjadi tidak menimbulkan tsunami. 

 

“Kabar tsunami atau tidak masih simpang siur. Namun lebih banyak mendengar ada tsunami-tsunami sehingga warga panik dan ketakutan,” ucapnya. 

 

Sementara itu terkait gempa, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ida Bagus Suadnyana membenarkan, pusat gempa bumi yang terjadi berpusat dikedalaman 21 KM barat daya Buleleng. Untuk itu ia meminta, agar masyarakat tetap waspada.

 

Hingga saat ini, BPBD Buleleng terus mengupdate pusat-pusat kerusakan rumah warga akibat gempa. 

 

“Soal kerusakan akibat gempa kami masih data. Jadi masyarakat jangan panik, dan tetap waspada. Kami dari BPBD akan terus memantau situasi,” ucapnya.

 

Untuk data yang sudah masuk mengenai kerusakan akibat gempa bumi satu rumah warga di Desa Musi, Gerokgak dan 1 rumah di Desa Pangkungparuk, Seririt. 

 

“Kami belum berapa jumlah kerusakan akibat gempa. Karena hingga malam ini kami masih mendata. Dan petugas BPBD masih melakukan pengecekan ke lokasi korban gempa untuk mengetahui akibat dari dampak gempa tersebut,” tandasnya.

SERIRIT –Guncangan tiga kali gempa bumi pada Kamis petang (14/11)  tak hanya membuat warga panik menyelamatkan diri.

 

Bahkan akibat gempa yang terjadi saat menjelang salat Maghrib, warga Seririt yang tinggal di wilayah pesisir memilih menjauhi area pantai dan mengungsi ke arah bukit (wilayah dataran tinggi Busungbiu).

 

Mereka memilih mengungsi setelah mendapat kabar bohong (Hoax) terkait isu tsunami.

 

Sementara itu pantauan Jawa Pos Radar Bali, pascagempa, seluruh toko sepanjang Jalan  Raya Gajah, Seririt tutup seketika.

 

Berbondong-bondong warga berlarian sambil membawa barang berharga mereka. Baik menggunakan roda dua, empat dan berjalan kaki. 

 

Maulana, 27 salah satu warga desa Pengastulan mengaku kenapa warga desa berhamburan berlari keluar hingga meninggal rumah mereka. Ada yang katakan akan terjadi tsunami. Sehingga semua warga panik ketakutan meninggalkan rumah mereka menyelamatkan diri. 

 

“Saya baru saja akan berangkat sholat di masjid. Sekitar 18.16 getaran gempa pertama saya rasakan. Setelah itu selang beberapa menit lagi gempa kedua terjadi hingga sangat keras pada gempa ketiga,” ungkapnya.

 

Hal yang sama juga diungkapkan Zaenudnin yang kala itu bergegas menjemput keluarganya. Warga Seririt wajar saja panik seperti itu mengingatkan gempa yang sempat terjadi tahun 1976. 

 

Dia pun menyesalkan karena saat terjadi gempa tak ada petugas yang datang memberi informasi bahwa gempa terjadi tidak menimbulkan tsunami. 

 

“Kabar tsunami atau tidak masih simpang siur. Namun lebih banyak mendengar ada tsunami-tsunami sehingga warga panik dan ketakutan,” ucapnya. 

 

Sementara itu terkait gempa, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ida Bagus Suadnyana membenarkan, pusat gempa bumi yang terjadi berpusat dikedalaman 21 KM barat daya Buleleng. Untuk itu ia meminta, agar masyarakat tetap waspada.

 

Hingga saat ini, BPBD Buleleng terus mengupdate pusat-pusat kerusakan rumah warga akibat gempa. 

 

“Soal kerusakan akibat gempa kami masih data. Jadi masyarakat jangan panik, dan tetap waspada. Kami dari BPBD akan terus memantau situasi,” ucapnya.

 

Untuk data yang sudah masuk mengenai kerusakan akibat gempa bumi satu rumah warga di Desa Musi, Gerokgak dan 1 rumah di Desa Pangkungparuk, Seririt. 

 

“Kami belum berapa jumlah kerusakan akibat gempa. Karena hingga malam ini kami masih mendata. Dan petugas BPBD masih melakukan pengecekan ke lokasi korban gempa untuk mengetahui akibat dari dampak gempa tersebut,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/