29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:34 AM WIB

Sang Maestro Wianta Meninggal,Ini Kabar dari Kampung Almarhum di Apuan

TABANAN – Bali berduka karena telah kehilangan satu maestro seni seni rupa, Made Wianta. Wianta tutup usia pada, Jumat kemarin (13/11).

Saat ini jenazah almarhum telah berada di rumah duka di  kampung halamannya di Desa Apuan, Baturiti, Tabanan.

Menurut informasi yang dihimpun, perupa kelahiran 20 Desember 1949  meninggal pada pukul 14.49 di RS BROS, Denpasar atas sakit yang dideritanya.

Sekarang jenazahnya disemayamkan di rumah duka Desa Apuan. Keluarga sudah kumpul termasuk istri Wianta, Intan Kirana, dan kedua putrinya Buratwangi dan Sanjiwani, serta  seorang cucunya di rumah duka.

I Wayan Manik Mastika perwakilan dari keluarga Wianta mengatakan, sesuai hasil rembuk keluarga  dan juga bersama pengurus Desa Adat setempat, akhirnya  disepakati dilakukan kremasi  Senin, (6/11) pukul 13.00 di Krematorium Kampung Tinggi, Singaraja, Buleleng.

Selama tiga hari ini, disemayamkan di rumah duka Desa Apuan, Baturiti, Tabanan. Sedangkan Selasa 17 November melinggihin di Apuan.

“Sesuai dengan hasil rembug disepakati untuk melakukan kremasi di Singajara, ” terang I Wayan Manik Mastika.

Pihak keluarga sangat kehilangan sosok Wianta dan tidak akan ada lagi sosok seperti almarhum. Terlebih kiprahnya di dunia seni rupa tergolong sangat membanggakan.

“Kami dari keluarga sangat bangga dan bersyukur atas pencapaiannya di dunia seni rupa. Kami dari keluarga sangat merasa kehilangan dan tidak ada lagi sosok seperti beliau,” pungkasnya. 

TABANAN – Bali berduka karena telah kehilangan satu maestro seni seni rupa, Made Wianta. Wianta tutup usia pada, Jumat kemarin (13/11).

Saat ini jenazah almarhum telah berada di rumah duka di  kampung halamannya di Desa Apuan, Baturiti, Tabanan.

Menurut informasi yang dihimpun, perupa kelahiran 20 Desember 1949  meninggal pada pukul 14.49 di RS BROS, Denpasar atas sakit yang dideritanya.

Sekarang jenazahnya disemayamkan di rumah duka Desa Apuan. Keluarga sudah kumpul termasuk istri Wianta, Intan Kirana, dan kedua putrinya Buratwangi dan Sanjiwani, serta  seorang cucunya di rumah duka.

I Wayan Manik Mastika perwakilan dari keluarga Wianta mengatakan, sesuai hasil rembuk keluarga  dan juga bersama pengurus Desa Adat setempat, akhirnya  disepakati dilakukan kremasi  Senin, (6/11) pukul 13.00 di Krematorium Kampung Tinggi, Singaraja, Buleleng.

Selama tiga hari ini, disemayamkan di rumah duka Desa Apuan, Baturiti, Tabanan. Sedangkan Selasa 17 November melinggihin di Apuan.

“Sesuai dengan hasil rembug disepakati untuk melakukan kremasi di Singajara, ” terang I Wayan Manik Mastika.

Pihak keluarga sangat kehilangan sosok Wianta dan tidak akan ada lagi sosok seperti almarhum. Terlebih kiprahnya di dunia seni rupa tergolong sangat membanggakan.

“Kami dari keluarga sangat bangga dan bersyukur atas pencapaiannya di dunia seni rupa. Kami dari keluarga sangat merasa kehilangan dan tidak ada lagi sosok seperti beliau,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/