SINGARAJA – Setelah puluhan tahun menanti, masyarakat Buleleng akhirnya akan menikmati layanan siaran televisi (TV) gratis tahun 2020 mendatang.
Hal ini setelah Pemprov Bali melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos), Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominfosandi) Buleleng,
dan Universitas Udayana selama 1,5 tahun lebih telah melakukan penelitian untuk menentukan lokasi pembangunan menara TV bersama.
Ada tiga opsi lokasi yang memungkinkan untuk lokasi pemasangan menara televisi bersama. Yakni Desa Pegayaman, Desa Wanagiri berada di kecamatan Sukasada, dan Desa Asah Gobleg Kecamatan Banjar.
Dari tiga lokasi tersebut masing-masing lokasi memiliki topografi dan kontur wilayah yang berbeda. Namun lokasi yang paling ideal untuk pembangunan menara televisi berada di Desa Pegayaman, Sukasada.
Menurut Ketua Tim Peneliti Kajian Pembangunan Menara Televisi Terestial Bersama Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana Denpasar I Made Oka Widyantara,
dipilihnya Desa Pegayaman sebagai lokasi ordinat pembangunan menara bersama karena ada beberapa pertimbangan.
Pertama, karena lokasi Desa Pegayaman merupakan lokasi tertinggi dibandingkan dengan dua lokasi desa tersebut. Dengan ketinggian 1.521 diatas permukaaan air laut.
Kedua, cakupan wilayah layanan nantinya tidak hanya mengcover wilayah Buleleng. Melainkan juga wilayah Bali bagian selatan. Bahkan sebagian wilayah Kabupaten Gianyar juga tercover.
Selain itu, lokasi tersebut tinggi, maka tidak mempengaruhi radius pancaran gelombang elektromagnetik.
“Kajian kami yang lainnya juga sangat memperhatikan jarak aman dengan tempat suci, akses transportasi, infrastruktur dan fiber optik serta kawasan tersebut sebagai refrensi BTS seluler,” paparnya.
Dijelaskan Oka, tak hanya sisi lokasi penentuan ordinat, pihaknya juga mempertimbangkan aspek investasi, pangsa pasar, dan luas wilayah yang mampu mengcover hingga ke Bali Selatan.
“Maka kami merekomendasikan Desa Pegayaman untuk menjadi lokasi pembangunan menara TV bersama,” jelasnya.
Rencana ketinggian menara dikatakan Oka, akan dibuat 100 meter dan ketinggian pemancar penerima (antena) dari masing-masing rumah maksimal tinggi 10 meter.
“Kami berharap setelah ada kajian ini rekan-rekan dari penyelenggara televisi swasta tidak lagi ada keraguan. Sehingga mau ikut terlibat dalam satu siaran televisi bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali I Nyoman Sujaya yang didampingi Kepala Diskominfosandi Kabupaten Buleleng
Ketut Suweca mengungkapkan rencana pembangunan menara televisi bersama ini sejatinya sudah menjadi wacana Gubernur Bali Wayan Koster.
Sejauh ini Pemprov Bali telah menganggarkan pembangunan menara televisi bersama tahun 2020 mendatang.
Anggaran sebesar Rp 10,2 Miliar bersumber dari dana sepenuhnya dari Provinsi yang digelontorkan melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) kepada Kabupaten Buleleng.
“Anggaran itu digunakan untuk fisik pembangunan tower dan pembebasan lahan,” ucap Nyoman Sujaya.
Sebenarnya rekomendasi awal untuk pembangunan menara televisi ada di Wanagiri dan Desa Asah Gobleg.
Namun setelah pihaknya koordinasi dengan Kementerian Kominfo, nanti pada tahun 2020 akan mengarah kepada TV digital tidak lagi analog, sehingga mengarahkan ke Desa Pengayaman.
“Mudahan-mudahan pembangunan menara terlaksana. Karena proses izin ke Kementerian Kominfo masih sedang kami ajukan. Kami berharap izin ini dapat keluar tahun 2020 mendatang,” tandasnya.