NEGARA – Perkembangan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Jembrana semakin tidak terkendali.
Angka positif terus bertambah cukup drastis, sementara rencana menambah tempat isolasi masih belum jelas.
Tiga hotel yang rencananya dipakai untuk tempat isolasi masih belum digunakan karena terkendala administrasi.
Rencana menggunakan hotel sejak dua pekan lalu, baru disurvei pihak pemerintah Provinsi Bali, Jumat kemarin (15/1).
Secara umum hotel yang sudah disiapkan untuk tempat isolasi sudah layak, namun pihak hotel harus memenuhi prosedur.
Di antaranya mengajukan penawaran kepada BPBD Provinsi Bali selaku penanggungjawab anggaran. “Penawaran secepatnya, kalau bisa hari ini sudah masuk,” kata Sekretaris II Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Gusti Ngurah Dharma Putra.
Jika sudah digunakan untuk isolasi, pihak hotel menanggung semua kebutuhan warga yang menjalani isolasi, mulai dari makan tiga kali sehari, snack dua kali dan cuci baju, serta penyemprotan disinfektan.
“Semua fasilitas ditanggung, dalam satu paket penawaran,” terangnya. Penggunaan hotel untuk tempat isolasi, lanjutnya, menunggu penawaran disetujui oleh BPBD Provinsi Bali.
“Penggunaan hotel untuk isolasi masih menunggu keputusan provinsi, karena yang punya kewenangan provinsi,” ungkapnya.
Karena masih belum ada tambahan kamar, warga Jembrana yang terkonfirmasi positif sebagian masih isolasi mandiri diri di masing-masing rumah.
Karena jumlah tempat isolasi di RSU Negara dan Puskesmas sudah tidak cukup menampung, rumah sakit hanya memiliki 52 tempat tidur dan empat puskesmas 40 tempat tidur.
Berdasar data Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana, jumlah warga yang terkonfirmasi positif semakin bertambah.
Dalam sehari sebanyak 24 kasus terkonfirmasi positif baru, sehingga kumulatif terkonfirmasi positif Covid-19 sejak pandemi di Jembrana menjadi 1.163 orang.
Sedangkan pasien sembuh kemarin sebanyak 28 orang, karena itu kumulatif sembuh menjadi 956 orang dan kasus meninggal tambah satu orang menjadi 3 orang.
Dengan tambahan kasus yang signifikan tersebut, kabupaten Jembrana sebagai wilayah dengan kumulatif kasus terendah di Bali sudah tergeser.
Bahkan, saat ini menempati posisi terbanyak ke enam dari sembilan kabupaten dan kota di Bali.