28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:48 AM WIB

Sepi Penumpang, Sopir Angkutan Lintas Kabupaten Terancam Nganggur

SUKASADA – Rupanya bukan hanya karyawan hotel dan perusahaan yang terimbas dampak corona setelah mereka di PHK dari tempat mereka bekerja.

Sejumlah sopir angkutan jurusan Singaraja-Denpasar dan sopir angkutan dalam kota mulai mengeluh karena sepinya penumpang sejak bulan Maret lalu.

Di Terminal Sangket, Sukasada, dengan trayek Singaraja-Denpasar terpantau sepi, nyaris aktivitas terminal lumpuh total.

Para sopir dan pemilik angkutan terpaksa hanya memarkir kendaraan mereka di terminal. “Jangankan penumpang, orang nggak ada yang mau

naik angkutan khawatir dengan virus corona,” kata Ketua Persatuan Sopir Singaraja Denpasar (Persosid) Gede Nadiasa saat ditemui di Terminal Sangket.

Menurut pria yang sudah puluhan tahun malang melintang menjadi sopir Singaraja-Denpasar, ini, menurunnya penumpang sejak adanya wabah virus corona.

Biasanya saat kondisi normal per hari ada 5 angkutan Isuzu dengan memuat sekitar 20 orang penumpang dari Singaraja menuju Denpasar.

“Tapi sekarang setelah adanya corona ini penumpang nyaris tidak ada sama sekali. Tetap ada kendaraan di terminal, namun penumpang hanya ada satu sampai dua penumpang. Lalu siapa sopir yang mau berangkat,” ungkap Nadiasa.

Selain itu yang membuat sepi penumpang adalah kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial (sosial distancing) dengan beraktivitas di rumah dan bekerja di rumah.

Diakui pria berusia 65, itu, akibat corona ada sekitar 73 sopir angkutan Singaraja-Denpasar yang terancam tidak mendapat penghasilan setiap hari dan menganggur.

“Harapan kami kepada pemerintah daerah memperhatikan kondisi para sopir. Para sopir diberikan bantuan sembako agar mencukupi kebutuhan mereka setiap hari,” pungkasnya.

Hal senada juga dikeluhkan oleh para sopir angkutan dalam Kota Singaraja, Nengah Londra. Dia mengaku penumpang saat ini makin menurun.

Biasanya dia memuat para anak sekolah SMP yang berangkat dan pulang sekolah. Sekarang sudah tidak ada harapan lagi setelah semua sekolah diliburkan kegiatan belajar mengajar.

Sementara saat mencari penumpang warga Buleleng yang pergi ke pasar, mereka sudah menggunakan kendaraan pribadi.

“Kami berharap kondisi ini cepat berlalu. Kemudian pemerintah juga memperhatikan kondisi kami. Ya minimal untuk mencukupi kebutuhan setiap harinya kami diberikan bantuan sembako,” pungkasnya. 

SUKASADA – Rupanya bukan hanya karyawan hotel dan perusahaan yang terimbas dampak corona setelah mereka di PHK dari tempat mereka bekerja.

Sejumlah sopir angkutan jurusan Singaraja-Denpasar dan sopir angkutan dalam kota mulai mengeluh karena sepinya penumpang sejak bulan Maret lalu.

Di Terminal Sangket, Sukasada, dengan trayek Singaraja-Denpasar terpantau sepi, nyaris aktivitas terminal lumpuh total.

Para sopir dan pemilik angkutan terpaksa hanya memarkir kendaraan mereka di terminal. “Jangankan penumpang, orang nggak ada yang mau

naik angkutan khawatir dengan virus corona,” kata Ketua Persatuan Sopir Singaraja Denpasar (Persosid) Gede Nadiasa saat ditemui di Terminal Sangket.

Menurut pria yang sudah puluhan tahun malang melintang menjadi sopir Singaraja-Denpasar, ini, menurunnya penumpang sejak adanya wabah virus corona.

Biasanya saat kondisi normal per hari ada 5 angkutan Isuzu dengan memuat sekitar 20 orang penumpang dari Singaraja menuju Denpasar.

“Tapi sekarang setelah adanya corona ini penumpang nyaris tidak ada sama sekali. Tetap ada kendaraan di terminal, namun penumpang hanya ada satu sampai dua penumpang. Lalu siapa sopir yang mau berangkat,” ungkap Nadiasa.

Selain itu yang membuat sepi penumpang adalah kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial (sosial distancing) dengan beraktivitas di rumah dan bekerja di rumah.

Diakui pria berusia 65, itu, akibat corona ada sekitar 73 sopir angkutan Singaraja-Denpasar yang terancam tidak mendapat penghasilan setiap hari dan menganggur.

“Harapan kami kepada pemerintah daerah memperhatikan kondisi para sopir. Para sopir diberikan bantuan sembako agar mencukupi kebutuhan mereka setiap hari,” pungkasnya.

Hal senada juga dikeluhkan oleh para sopir angkutan dalam Kota Singaraja, Nengah Londra. Dia mengaku penumpang saat ini makin menurun.

Biasanya dia memuat para anak sekolah SMP yang berangkat dan pulang sekolah. Sekarang sudah tidak ada harapan lagi setelah semua sekolah diliburkan kegiatan belajar mengajar.

Sementara saat mencari penumpang warga Buleleng yang pergi ke pasar, mereka sudah menggunakan kendaraan pribadi.

“Kami berharap kondisi ini cepat berlalu. Kemudian pemerintah juga memperhatikan kondisi kami. Ya minimal untuk mencukupi kebutuhan setiap harinya kami diberikan bantuan sembako,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/