SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) memberikan peringatan pada sekolah-sekolah yang memberlakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di luar koridor yang berlaku.
Sekolah diminta tak memberikan tugas yang aneh-aneh pada siswa. Hal itu diungkapkan Kepala Disdikpora Buleleng Gde Dharmaja, disela-sela pembukaan MPLS di SMPN 1 Singaraja, kemarin.
Dharmaja mengatakan, perubahan istilah dari Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi MPLS juga harus diikuti dengan perubahan pola dan penyelenggaraan kegiatan.
Dulunya MOS dilakukan oleh sekolah, dengan guru sebagai penanggungjawab. Sementara pelaksana kegiatan di lapangan adalah para kakak kelas atau senior.
Akibatnya terjadi sejumlah kegiatan yang melenceng dari prinsip-prinsip pendidikan. Bahkan, cenderung mengarah pada aksi bully atau kekerasan psikis.
“MPLS itu intinya mengenalkan lingkungan sekolah. Fasilitas yang ada di sekolah, guru-gurunya, maupun kegiatan ekstra kurikuler. Tidak boleh lagi ada kegiatan yang memaksa anak-anak pakai atribut aneh-aneh,” tegas Dharmaja.
Selain itu tugas-tugas yang diberikan pada siswa saat MPLS juga harus mengedepankan prinsip pendidikan. Sebenarnya, kata Dharmaja, tugas hanya sebuah pilihan alternatif saja. Bukan hal yang utama.
Ia pun wanti-wanti mengingatkan sekolah, agar tak memberikan tugas yang aneh-aneh pada para siswa. “Misalnya disuruh cari makanan tertentu,
dengan kode-kode khusus. Itu tidak boleh ada lagi. Tidak ada relevansinya itu untuk peningkatan kualitas pendidikan,” tegasnya
Pihaknya menyarankan agar kegiatan MPLS diisi dengan kegiatan yang menekankan pendidikan karakter.
Sehingga bisa menumbuhkan jiwa kepemimpinan bagi para siswa. Selain itu sekolah juga diizinkan mengundang para ahli, untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai pendidikan-pendidikan tertentu.