33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:32 PM WIB

RPH Mangkrak Selama Berkuasa, Bupati Bharata: Biar Jadi PR Bupati Baru

RadarBali.com – Rumah Potong Hewan (RPH) Mergantaka Mandala, di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar masih mangkrak dan kondisinya memprihatinkan.

Bupati Gianyar AA Gde Bharata memilih memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi bupati pada periode berikutnya.

Selama menjadi bupati, Gung Bharata – sapaan akrab bupati Gianyar belum bisa menghidupkan RPH tersebut. Apalagi, masa jabatannya sebagai bupati tinggal seumur jagung.

“Saya menjabat sebagai Bupati Gianyar lagi sebentar, mudah-mudahan RPH ini bisa dilanjutkan oleh Bupati Gianyar yang baru,” ujar Bharata.

Dijelaskan Bharata, RPH tersebut sempat beroperasi pada era bupati Gianyar sebelumnya. Di tengah perjalanan, sempat gonta-ganti manajemen, namun tidak ada yang berhasil mengelolanya.

Hingga akhirnya, RPH yang dibangun menggunakan dana pemerintah pusat itu hingga kini mangkrak. Bupati Bharata mengaku, dulu saat dia menjadi anggota DPRD Bali, sempat membahas soal RPH itu.

“Dulu waktu saya menjadi anggota DPRD Bali, pernah beberapa anggota DPRD melakukan studi banding ke  Australia, di sana berbeda cara pengelolaannya,” ujar Bharata.

Menurut  Bharata, di Australia, pemotongan hewan dilakukan dengan cara profesional dan sesuai dengan mekanisme.

Kesehatan hewan di negeri Kanguru betul-betul diperiksa mutu dan kualitas hewan yang akan dipotong. “Di sana benar-benar diperhatikan itu, kebersihan terjamin,” jelasnya.

Panglingsir puri Gianyar itu mengaku, apabila RPH Temesi ini dikelola dengan baik, optimistis RPH Gianyar bisa maju. Sebab, kualitas sapi-sapi Bali sudah diakui baik tingkat nasional dan internasional.

Disamping itu, di Bali banyak terdapat hotel, setidaknya, lanjut Bharata bisa menyokong keberadaan RPH. 

“Kalau mau mengelola proses daging sapi seperti apa yang dilakukan di Australia, kualitas dan muta sapi Bali tidak kalah. Justru malah diperlukan hotel-hotel,” ujarnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, semua bangunan sudah tidak terurus. Rumput-rumput dan semak-semak  tumbuh dengan subur menutupi bangunan.

Pintu sudah banyak yang mengalami kerusakan sehingga orang dengan gampang bisa masuk kedalam ruangan tempat pemotongan. Bahkan alat-alat canggih untuk memotong banyak yang hilang

RadarBali.com – Rumah Potong Hewan (RPH) Mergantaka Mandala, di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar masih mangkrak dan kondisinya memprihatinkan.

Bupati Gianyar AA Gde Bharata memilih memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi bupati pada periode berikutnya.

Selama menjadi bupati, Gung Bharata – sapaan akrab bupati Gianyar belum bisa menghidupkan RPH tersebut. Apalagi, masa jabatannya sebagai bupati tinggal seumur jagung.

“Saya menjabat sebagai Bupati Gianyar lagi sebentar, mudah-mudahan RPH ini bisa dilanjutkan oleh Bupati Gianyar yang baru,” ujar Bharata.

Dijelaskan Bharata, RPH tersebut sempat beroperasi pada era bupati Gianyar sebelumnya. Di tengah perjalanan, sempat gonta-ganti manajemen, namun tidak ada yang berhasil mengelolanya.

Hingga akhirnya, RPH yang dibangun menggunakan dana pemerintah pusat itu hingga kini mangkrak. Bupati Bharata mengaku, dulu saat dia menjadi anggota DPRD Bali, sempat membahas soal RPH itu.

“Dulu waktu saya menjadi anggota DPRD Bali, pernah beberapa anggota DPRD melakukan studi banding ke  Australia, di sana berbeda cara pengelolaannya,” ujar Bharata.

Menurut  Bharata, di Australia, pemotongan hewan dilakukan dengan cara profesional dan sesuai dengan mekanisme.

Kesehatan hewan di negeri Kanguru betul-betul diperiksa mutu dan kualitas hewan yang akan dipotong. “Di sana benar-benar diperhatikan itu, kebersihan terjamin,” jelasnya.

Panglingsir puri Gianyar itu mengaku, apabila RPH Temesi ini dikelola dengan baik, optimistis RPH Gianyar bisa maju. Sebab, kualitas sapi-sapi Bali sudah diakui baik tingkat nasional dan internasional.

Disamping itu, di Bali banyak terdapat hotel, setidaknya, lanjut Bharata bisa menyokong keberadaan RPH. 

“Kalau mau mengelola proses daging sapi seperti apa yang dilakukan di Australia, kualitas dan muta sapi Bali tidak kalah. Justru malah diperlukan hotel-hotel,” ujarnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, semua bangunan sudah tidak terurus. Rumput-rumput dan semak-semak  tumbuh dengan subur menutupi bangunan.

Pintu sudah banyak yang mengalami kerusakan sehingga orang dengan gampang bisa masuk kedalam ruangan tempat pemotongan. Bahkan alat-alat canggih untuk memotong banyak yang hilang

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/