28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:46 AM WIB

LVRI Buleleng Ungkap Banyak Data Pahlawan Nyaplir

SINGARAJA – Data gugur dan wafatnya pahlawan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Çurasthana ditengarai banyak yang nyaplir.

Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Buleleng menduga ada data yang berbeda, antara data tahun gugurnya pahlawan dengan yang tertulis pada prasasti nisan.

Hal itu terungkap saat Dinas Sosial Buleleng melakukan tatap muka bersama LVRI Buleleng dan keluarga ahli waris, di Wantilan TMP Çurasthana.

Ketua LVRI Buleleng Wayan Suanda mengungkapkan, ada banyak kekeliruan yang muncul tiap kali pemerintah melakukan renovasi terhadap taman makam pahlawan itu.

Pemerintah hanya fokus pada penataan fisik. Namun, kerap abai pada pencatatan dan penulisan angka maupun nama. Sehingga terjadi kekeliruan yang mnendasar.

“Kondisi fisiknya memang bagus. Tapi maknanya sangat merosot. Pahlawan yang dulu abunya dikubur di belakang, sekarang nisannya tahu-tahu ada di depan. Tahun gugurnya juga beda,” kata Suanda.

Salah satunya adalah veteran I Gusti Putu Wisnu. Pada nisan ditulis bahwa Wisnu gugur pada tahun 1948 silam.

Padahal, secara faktual Wisnu gugur pada tahun 1946 saat mengikuti peperangan di Margarana. “Saya jadi berpikir, apakah ada Wisnu yang lain, yang dikubur di sana,” jelasnya.

Selain itu Suanda meminta agar pemerintah memerhatikan betul masalah diksi. Terutama pada penggunaan kata gugur dan wafat pada nisan.

Kini seluruh nisan yang ada di TMP tertulis bahwa seluruh pahlawan dalam kondisi gugur. Padahal, dari 400 lebih pusara yang ada di sana, hanya ada 231 orang saja yang benar-benar gugur pada saat berperang.

“Sisanya tidak meninggal bukan saat perang. Sehingga kurang tepat penggunaan kata gugur. Mungkin lebih tepat yang digunakan itu kata wafat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra mengatakan, pemerintah membuka peluang untuk melakukan penyempurnaan pada kondisi taman makam pahlawan.

Sehingga kondisinya benar-benar sesuai dengan kondisi sejarah. “Masukan yang kami terima dari LVRI sangat konstruktif.

Tentu ini jadi masukan berharga dalam proses penyempurnaan dan rehabilitasi taman makan kedepannya. Nanti kalau ada dana untuk renovasi, tentu ini akan jadi skala prioritas kami,” kata Kariaman. 

SINGARAJA – Data gugur dan wafatnya pahlawan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Çurasthana ditengarai banyak yang nyaplir.

Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Buleleng menduga ada data yang berbeda, antara data tahun gugurnya pahlawan dengan yang tertulis pada prasasti nisan.

Hal itu terungkap saat Dinas Sosial Buleleng melakukan tatap muka bersama LVRI Buleleng dan keluarga ahli waris, di Wantilan TMP Çurasthana.

Ketua LVRI Buleleng Wayan Suanda mengungkapkan, ada banyak kekeliruan yang muncul tiap kali pemerintah melakukan renovasi terhadap taman makam pahlawan itu.

Pemerintah hanya fokus pada penataan fisik. Namun, kerap abai pada pencatatan dan penulisan angka maupun nama. Sehingga terjadi kekeliruan yang mnendasar.

“Kondisi fisiknya memang bagus. Tapi maknanya sangat merosot. Pahlawan yang dulu abunya dikubur di belakang, sekarang nisannya tahu-tahu ada di depan. Tahun gugurnya juga beda,” kata Suanda.

Salah satunya adalah veteran I Gusti Putu Wisnu. Pada nisan ditulis bahwa Wisnu gugur pada tahun 1948 silam.

Padahal, secara faktual Wisnu gugur pada tahun 1946 saat mengikuti peperangan di Margarana. “Saya jadi berpikir, apakah ada Wisnu yang lain, yang dikubur di sana,” jelasnya.

Selain itu Suanda meminta agar pemerintah memerhatikan betul masalah diksi. Terutama pada penggunaan kata gugur dan wafat pada nisan.

Kini seluruh nisan yang ada di TMP tertulis bahwa seluruh pahlawan dalam kondisi gugur. Padahal, dari 400 lebih pusara yang ada di sana, hanya ada 231 orang saja yang benar-benar gugur pada saat berperang.

“Sisanya tidak meninggal bukan saat perang. Sehingga kurang tepat penggunaan kata gugur. Mungkin lebih tepat yang digunakan itu kata wafat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra mengatakan, pemerintah membuka peluang untuk melakukan penyempurnaan pada kondisi taman makam pahlawan.

Sehingga kondisinya benar-benar sesuai dengan kondisi sejarah. “Masukan yang kami terima dari LVRI sangat konstruktif.

Tentu ini jadi masukan berharga dalam proses penyempurnaan dan rehabilitasi taman makan kedepannya. Nanti kalau ada dana untuk renovasi, tentu ini akan jadi skala prioritas kami,” kata Kariaman. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/