29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:14 AM WIB

Berdebu, Proyek IPAL Diprotes Warga

RadarBali.com – Warga Tabanan mulai memprotes proyek Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) di Kota Tabanan Rabu (15/11).

Pasalnya, material penutup pasca penggalian jalan menebarkan debu. Warga pun sampai membuat spanduk yang berisi sindiran terhadap proyek yang dikerjakan

Satuan Kerja (Satker)  Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Bali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini.

Salah seorang warga di Jalan Gajah Mada, Tabanan, Ida Bagus Bayu Kartika, 34, sampai memasang spanduk bertuliskan “uyak abu” (terkena debu).

Ia mengatakan, saat cuaca cerah di siang hari, debu-debu di bekas galian IPAL beterbangan. Hal ini jelas mengganggu masyarakat yang melintas maupun yang berada di sekitar jalan tersebut.

Bahkan, debu-debu masuk ke toko onderdil sepeda motor miliknya. ”Saya saja jualan di belakang toko untuk menghindari debu,” kata Bayu.

Bayu juga menjelaskan, warga juga mengeluhkan kerikil bekas galian yang berserak di aspal. Akibatnya, tak jarang pengendara yang terjatuh.

Kondisi ini,  lanjut dia, juga membuat beberapa pedagang makanan menutup usahanya. Sebab, debu yang beterbangan cukup menganggu makanan yang disajikan.

Dia berharap pemilik proyek lebih memperhatikan dan selalu memantau kondisi galian ini. Baik debu maupun kerikil yang berserak untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Bayu mengakui, ada penyiraman terhadap bekas galian IPAL. ”Karena cuaca terik galian cepat kering dan debunya beterbangan banyak sekali,” kata dia.

Kepala Satker PSPLP Bali IB Lanang Suardana mengakui, bekas galian IPAL belum ditutup aspal karena masih proses pemadatan.

Kata dia, pemadatan diperlukan agar saat dilakukan pengaspalan, bekas galian tidak amblas. Dia mengatakan, pengaspalan baru akan dilakukan seminggu lagi.

”Seminggu lagi diaspal. Pada 23 Desember target kami selesai,” kata Lanang. Lanang menjelaskan, proyek IPAL dengan anggaran Rp22 miliar ini akan mengolah limbah rumah tangga, termasuk WC.

Proyek ini sama seperti Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) di Denpasar yang sudah ada lebih dulu di beberapa tahun lalu.

Pada tahap awal ini, IPAL Tabanan  akan ada 400 rumah yang dilayani. Yakni di Jalan Pulau Menjangan, Jalan Pulau Seribu,

Jalan Gajah Mada,  Jalan Nuri, Jalan Cendrawasih dan Jalan Kenanga, dengan pusat pengolahan limbah di barat Pasar Dauh Pala.

”Total 10 kilometer. Rinciannya dua kilometer jalan provinsi, dan delapan kilometer jalan kabupaten,” pungkasnya. 

RadarBali.com – Warga Tabanan mulai memprotes proyek Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) di Kota Tabanan Rabu (15/11).

Pasalnya, material penutup pasca penggalian jalan menebarkan debu. Warga pun sampai membuat spanduk yang berisi sindiran terhadap proyek yang dikerjakan

Satuan Kerja (Satker)  Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Bali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini.

Salah seorang warga di Jalan Gajah Mada, Tabanan, Ida Bagus Bayu Kartika, 34, sampai memasang spanduk bertuliskan “uyak abu” (terkena debu).

Ia mengatakan, saat cuaca cerah di siang hari, debu-debu di bekas galian IPAL beterbangan. Hal ini jelas mengganggu masyarakat yang melintas maupun yang berada di sekitar jalan tersebut.

Bahkan, debu-debu masuk ke toko onderdil sepeda motor miliknya. ”Saya saja jualan di belakang toko untuk menghindari debu,” kata Bayu.

Bayu juga menjelaskan, warga juga mengeluhkan kerikil bekas galian yang berserak di aspal. Akibatnya, tak jarang pengendara yang terjatuh.

Kondisi ini,  lanjut dia, juga membuat beberapa pedagang makanan menutup usahanya. Sebab, debu yang beterbangan cukup menganggu makanan yang disajikan.

Dia berharap pemilik proyek lebih memperhatikan dan selalu memantau kondisi galian ini. Baik debu maupun kerikil yang berserak untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Bayu mengakui, ada penyiraman terhadap bekas galian IPAL. ”Karena cuaca terik galian cepat kering dan debunya beterbangan banyak sekali,” kata dia.

Kepala Satker PSPLP Bali IB Lanang Suardana mengakui, bekas galian IPAL belum ditutup aspal karena masih proses pemadatan.

Kata dia, pemadatan diperlukan agar saat dilakukan pengaspalan, bekas galian tidak amblas. Dia mengatakan, pengaspalan baru akan dilakukan seminggu lagi.

”Seminggu lagi diaspal. Pada 23 Desember target kami selesai,” kata Lanang. Lanang menjelaskan, proyek IPAL dengan anggaran Rp22 miliar ini akan mengolah limbah rumah tangga, termasuk WC.

Proyek ini sama seperti Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) di Denpasar yang sudah ada lebih dulu di beberapa tahun lalu.

Pada tahap awal ini, IPAL Tabanan  akan ada 400 rumah yang dilayani. Yakni di Jalan Pulau Menjangan, Jalan Pulau Seribu,

Jalan Gajah Mada,  Jalan Nuri, Jalan Cendrawasih dan Jalan Kenanga, dengan pusat pengolahan limbah di barat Pasar Dauh Pala.

”Total 10 kilometer. Rinciannya dua kilometer jalan provinsi, dan delapan kilometer jalan kabupaten,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/