29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:23 AM WIB

Terkendala Biaya, Kondisi Bayi Putu Dita Makin Memprihatinkan

AMLAPURA—Kondisi Putu Dita Krisnanda Dewi, bayi berusia dua bulan yang mengalami kelainan kebocoran jantung sejak lahir kini kondisinya makin memprihatinkan.

Bahkan sampai saat ini, bayi asal Banjar Galiran, Kelurahan Subagan , Karangasem ini masih di rawat di RSUD Karangasem.

Bayi malang putri pertama dari pasangan suami istri (pasutri) Desak Gede Sasih dan Made Mertayasan itu kini masih menjalani perawatan di Sal Melati RSUD Karangasem.

Terkait kondisi Bayi Putu Dita, Sang ibu Desak Gede Sasih dan suaminya Made Mertayasan mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Saat ditemui, pasutri tersebut tak henti hentinya meneteskan air mata.

Terlahir dengan kelainan jantung, kini Putu Dita juga mengalami gizi buruk dan infeksi paru-paru.

Meski pihak RSUD Karangasem berencana untuk merujuk bayi Putu Dita ke RSUP Sanglah Denpasar, namun kedua orangtuanya masih memilih agar anaknya tetap dirawat di Karangasem.

Alasannya, baik Desak Gede Sasih dan Made Mertayasan mengaku tak mampu karena terkendala biaya.

Selain itu, kedua orang tua bayi juga tercatat sebagai pasutri dari keluarga miskin.

Keduanya selama ini bekerja sebagai buruh serabutan.

Sementara karena menunggu sang anak yang dirawat sejak Kamis lalu mereka juga sudah tidak bekerja.

Parahnya lagi, keluarga ini juga belum memiliki administrasi kependudukan.

Akibatnya, keluarga ini belum bisa mengurus KIS (Kartu Karangasem Sehat).

Terkait kondisi bayi Putu Dita, Dokter spesialis anak RSUD Karangasem, dr. Ni Wayan Kurnia Wati, Sp.A yang menangani bayi Putu Dita mengaku jika pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.

Kendalanya, kata dr Kurniawati yakni karena keterbatasan peralatan di rumah sakit. Akhirnya pihak rumah sakit.

“Sehingga kami belum bisa memberikan penanganan maksimal untuk menangani jantung bocor sang pasien,”akunya.

Dokter mangaku sudah lama menyarankan keluarga tersebut untuk merawat Dita di RSUP Sanglah. 

Selain menderita kelainan jantung, pasien juga mengalami down syndrome.

Hal ini membuat pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.

Sejauh ini, pihak rumah sakit hanya menangani jika ada gejala yang muncul.

“Diantaranya kalau pasian mengalami kejang maka akan diberikan obat anti kejang,”tambahnya.

Sedangkan Kepala Instalasi Humas dan Pemasaran RSUD Karangasem, Sang Ayu Made Sri Darmayanti mengakui kalau si pasien saat ini masih berstatus pasian umum.

Pihak RSUD juga tengah berkordinasi dengan Dinas Sosial terkait pembiayaan.

Pihak rumah sakit sendiri akan berupaya memberikan penanganan maksimal kepada sang pasien.

“Untuk syarat rujukan ke RSUP Sanglah harus ada pihak Yayasan yang bersedia membantu.

Jika bayi telah didaftarkan di BPJS maka akan segera di rujuk. Ini juga keluarga pasien yang mau. Pihak keluarga juga bersedia bayinya di rujuk ke RSUP Sanglah asal ada jaminan pembiayaan perawatan,”tukasnya. 

AMLAPURA—Kondisi Putu Dita Krisnanda Dewi, bayi berusia dua bulan yang mengalami kelainan kebocoran jantung sejak lahir kini kondisinya makin memprihatinkan.

Bahkan sampai saat ini, bayi asal Banjar Galiran, Kelurahan Subagan , Karangasem ini masih di rawat di RSUD Karangasem.

Bayi malang putri pertama dari pasangan suami istri (pasutri) Desak Gede Sasih dan Made Mertayasan itu kini masih menjalani perawatan di Sal Melati RSUD Karangasem.

Terkait kondisi Bayi Putu Dita, Sang ibu Desak Gede Sasih dan suaminya Made Mertayasan mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Saat ditemui, pasutri tersebut tak henti hentinya meneteskan air mata.

Terlahir dengan kelainan jantung, kini Putu Dita juga mengalami gizi buruk dan infeksi paru-paru.

Meski pihak RSUD Karangasem berencana untuk merujuk bayi Putu Dita ke RSUP Sanglah Denpasar, namun kedua orangtuanya masih memilih agar anaknya tetap dirawat di Karangasem.

Alasannya, baik Desak Gede Sasih dan Made Mertayasan mengaku tak mampu karena terkendala biaya.

Selain itu, kedua orang tua bayi juga tercatat sebagai pasutri dari keluarga miskin.

Keduanya selama ini bekerja sebagai buruh serabutan.

Sementara karena menunggu sang anak yang dirawat sejak Kamis lalu mereka juga sudah tidak bekerja.

Parahnya lagi, keluarga ini juga belum memiliki administrasi kependudukan.

Akibatnya, keluarga ini belum bisa mengurus KIS (Kartu Karangasem Sehat).

Terkait kondisi bayi Putu Dita, Dokter spesialis anak RSUD Karangasem, dr. Ni Wayan Kurnia Wati, Sp.A yang menangani bayi Putu Dita mengaku jika pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.

Kendalanya, kata dr Kurniawati yakni karena keterbatasan peralatan di rumah sakit. Akhirnya pihak rumah sakit.

“Sehingga kami belum bisa memberikan penanganan maksimal untuk menangani jantung bocor sang pasien,”akunya.

Dokter mangaku sudah lama menyarankan keluarga tersebut untuk merawat Dita di RSUP Sanglah. 

Selain menderita kelainan jantung, pasien juga mengalami down syndrome.

Hal ini membuat pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.

Sejauh ini, pihak rumah sakit hanya menangani jika ada gejala yang muncul.

“Diantaranya kalau pasian mengalami kejang maka akan diberikan obat anti kejang,”tambahnya.

Sedangkan Kepala Instalasi Humas dan Pemasaran RSUD Karangasem, Sang Ayu Made Sri Darmayanti mengakui kalau si pasien saat ini masih berstatus pasian umum.

Pihak RSUD juga tengah berkordinasi dengan Dinas Sosial terkait pembiayaan.

Pihak rumah sakit sendiri akan berupaya memberikan penanganan maksimal kepada sang pasien.

“Untuk syarat rujukan ke RSUP Sanglah harus ada pihak Yayasan yang bersedia membantu.

Jika bayi telah didaftarkan di BPJS maka akan segera di rujuk. Ini juga keluarga pasien yang mau. Pihak keluarga juga bersedia bayinya di rujuk ke RSUP Sanglah asal ada jaminan pembiayaan perawatan,”tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/