NEGARA – Warga Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, sampai saat ini masih berada di tenda di pengungsian sementara pasca banjir bandang beberapa hari lalu.
Sebanyak 12 kepala keluarga yang berada di pengungsian masih trauma terjadi banjir susulan sehingga memilih tetap berada di tenda pengungsian
Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana I Nengah Ledang mengatakan, akan mengkaji lebih lanjut upaya pemberian bantuan kepada para korban banjir bandang.
“Perlu dikaji dulu, karena rumah dan tanah sudah tidak ada,” ungkap I Nengah Ledang. Misalnya untuk membantu rumah, perlu dipertimbangkan lahan yang akan digunakan karena korban yang rumahnya hanyut sudah tidak memiliki tanah lagi untuk dibangun.
“Kalau kasih rumah mau bangun dimana, tanahnya sudah tidak ada. Kalau mau dibantu, tidak bisa diberikan mendadak,” ujar Ledang.
Lantas sampai kapan warga harus tinggal di pengungsian? Menurut pejabat yang juga asisten pemerintahan ini masih
menunggu perkembangan situasi lebih lanjut. Sementara para korban banjir tinggal di tenda sementara sampai menunggu perkembangan lebih lanjut.
Bantuan untuk korban banjir sendiri masih terus berdatangan. Dikoordinir calon Bupati Jembrana terpilih, Nengah Tamba, para korban menerima bantuan kebutuhan bahan pokok dari para donator.
“Kami turut prihatin dengan terjadinya bencana banjir ini, apalagi di tengah bencana non alam pandemi Covid-19, bantuan dari donatur sangat dibutuhkan meringankan beban,” pungkasnya.