Kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, mendapat sambutan antusias dari warga dan pemerintah setempat.
Presiden Jokowi mengkhususkan lawatannya ke Desa Kutuh untuk meninjau langsung Program Dana Desa yang dimanfaatkan Desa Kutuh dalam membangun kawasan Sport Tourism di kawasan Gunung Payung Cultural Park.
MADE DWIJA PUTRA, Badung
Menjelang kedatangan presiden, kesibukan tampak terlihat di sekitar lokasi. Sejumlah persiapan mulai pengecekan keamanan hingga persiapan lain juga telah dipersiapkan Pemerintah Badung dan beberapa instansi terkait.
Setelah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi penjemputan kepala Negara di Bandara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Bali.
Dalam penjemputan itu, hadir Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, bersama dengan Wakil Bupati Ketut Suiasa, bersama pejabat di lingkungan Pemkab Badung seperti Sekda Badung Wayan Adi Arnawa dan Kadis PMD Badung Putu Gede Sridana.
Selanjutnya, rombongan menuju lokasi.
Usai mendampingi Presiden Jokowi, Giri Prasta menyampaikan bahwa inovasi yang dilakukan desa Kutuh, dalam mengelola dan memanfaatkan Dana Desa berkolaborasi dengan Desa Adat merupakan sinergi yang sangat bagus dalam membangkitkan perekonomian dan memberdayakan masyarakat Desa setempat.
Dimana, kata Giri Prasta, potensi yang dikembangkan tersebut merupakan inovasi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat Kutuh bersama masyarakat Kutuh.
Hal tersebut seiring dengan kebijakan Pemkab Badung yang terus mendorong agar desa-desa di Badung bisa menggerakkan dan mengelola potensi yang ada di wilayahnya.
“Kutuh ini dulunya salah satu desa yang paling miskin di Kabupaten Badung, namun karena tokoh masyarakat menggerakkan potensi wilayahnya ini, sehingga Kutuh bisa berkembang dan maju seperti saat ini,” terang Giri Prasta.
Hal tersebut diakuinya tidak terlepas dari kolaborasi yang dilakukan Desa Dinas Kutuh melalui perbekel bersama perangkat desa dan aparatur desa dengan wadah Bumdes. Bersinsergi dengan Bendesa Adat melalui Bumda (Bagha Utsaha Manunggal Desa Adat).
Sehingga ekonomi masyarakat berkembang dan digerakkan semua dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat.
“Kami di Pemkab Badung tentu mensuport sepenuhnya baik moral, maupun finansial. Saya inginkan di Kutuh nantinya bisa menjadi salah satu desa role model yang ada di Indonesia,” paparnya sembari menerangkan jika semua desa di Badung bisa berdikari, pihaknya meyakini Badung bisa menjadi kabupaten yang mandiri.
Sementara Bendesa Adat Kutuh Made Wena dalam pemaparannya mengatakan bahwa Lapangan Ketut Lotri akan dikembangkan menjadi kawasan sport tourism. Dimana lapangan tersebut merupakan lahan dari Pelaba Pura Dang Kahyangan Gunung payung seluas 16 hektar.
Untuk mewujudkan hal itu, diakuinya itu merupakan impian yang masih panjang untuk direalisasikan. Namun karena ada dana desa 2018, maka disepakati dilakukan percepatan pengembangan sport tourism dengan mengalokasikan dana desa untuk pengembangan kawasan tersebut. Adapun dana tersebut sebesar Rp 784 juta sekian, yang peruntukan nya untuk penataan tanah dan pengadaan rumput lapangan berkelas internasional. Setelah 3 bulan selesai penataan lapangan, 3 bulan kemudian lapangan itu dipergunakan latihan oleh tim internasional yang berkompetisi di Desa Pecatu.
“Dorongan dana desa ini sangat positif. Karena kolaborasi dengan kepala desa melalui pemanfaatan dana desa dan pihaknya melalui Bumda, tahun lalu kami mendapatkan laba bersih sebesar Rp 14,7 miliar.
Maka Rp 5 miliar dari laba tersebut kami gunakan untuk mempercepat proses pembangunan kampung bola internasional ini,” papar Wena.
Diakuinya pengembangan kampung bola tersebut merupakan penjabaran dari sport tourism yang dikembangkan, sekaligus implementasi Intruksi Presiden Nomor 3 tahun 2011 tentang percepatan pengembangan olahraga sepakbola. Pihaknya tidak lupa menyampaikan terimakasih atas hal tersebut, sebab program Presiden Jokowi sangat dirasakan kebermanfaatannya bagi masyarakat.
Hal senada juga disampaikan oleh Perbekel Kutuh, Wayan Purja menerangkan Desa Kutuh sudah 6 kali menerima dana desa dari tahun 2015. Sampai saat ini total dana desa yang diterima sudah mencapai Rp 3,5 milyar dan sudah dikelola dan diimplementasikan dengan sebaiknya. Hal tersebut menjadi motivasi bagi pihaknya untuk berbuat dan mengamalkan program membangun desa dari pinggiran.
“Program ini benar-benar mengena di hati masyarakat dan terbukti Desa Kutuh dari 20 tahun yang lalu kami yang masih berada di bawah garis kemiskinan, sekarang sudah nol kemiskinan dan dirasakan manfaat nya oleh masyarakat. Bahkan kami sudah bisa memberikan beasiswa melalui usaha-usaha yang ada di desa,” jelasnya.
Sementara saat kunjungan, turut hadir yakni Men PDTT Eko Putro Sandjojo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pramono Anung, Gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Pangdam IX Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Sekda Badung Wayan Adi Arnawa dan jajaran OPD di Pemkab Badung. (rba)