30.2 C
Jakarta
29 April 2024, 22:31 PM WIB

Gelombang Tinggi di Selat Bali, Penyeberangan Kerap Terganggu

NEGARA – Angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Bali, menyebabkan pelayaran Jawa-Bali terganggu.

Bahkan, membuat penumpang kapal penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk – Ketapang atau sebaliknya, khawatir terjadi kecelakaan laut ketika gelombang tinggi terjadi.

Seperti yang terjadi Sabtu (15/6) lalu, penumpang kapal berebut lifejacket karena kapal terombang ambing lantaran gelombang besar.

Menurut Dimas Ardianto, petugas Syahbandar Gilimanuk, berdasar informasi memang sempat terjadi kepanikan penumpang saat kapal bergoyang kencang dan penumpang menggunakan lifejacket.

“Tidak ada komando dari nakhoda kapal, jadi mungkin karena panik ombak besar saat penyeberangan dari Ketapang-Gilimanuk, pakai lifejacket sendiri,” jelas Dimas kemarin.

Berdasarkan dari prakiraan cuaca BMKG, lanjutnya, gelombang di Selat Bali 0,5 sampai 1,5 meter. Dengan tinggi gelombang tersebut, sebenarnya penyeberangan relatif aman dan normal.

Namun demikian, periode gelombang ini tidak menentu. “Cuma realitas, sekian periodik ombak, nanti hilang lagi. Jadi, tidak terus menerus. Jadi kayak lewat saja, angin kencang hilang lagi,” ungkapnya.

Bahkan, karena cuaca yang tidak menentu ini, penyeberangan sempat buka tutup. Seperti saat terjadi, Jumat (14/6) petang, penyeberangan sempat ditutup sementara karena hujan deras terjadi.

Karena itu, pihaknya masih tetap siaga untuk mengantisipasi cuaca buruk terjadi. Apalagi saat ini arus balik dari Ketapang masih ada.

Namun, dari Gilimanuk menuju ketapang sudah mulai sepi. “Kami tetap standby,” tandasnya. 

NEGARA – Angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Bali, menyebabkan pelayaran Jawa-Bali terganggu.

Bahkan, membuat penumpang kapal penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk – Ketapang atau sebaliknya, khawatir terjadi kecelakaan laut ketika gelombang tinggi terjadi.

Seperti yang terjadi Sabtu (15/6) lalu, penumpang kapal berebut lifejacket karena kapal terombang ambing lantaran gelombang besar.

Menurut Dimas Ardianto, petugas Syahbandar Gilimanuk, berdasar informasi memang sempat terjadi kepanikan penumpang saat kapal bergoyang kencang dan penumpang menggunakan lifejacket.

“Tidak ada komando dari nakhoda kapal, jadi mungkin karena panik ombak besar saat penyeberangan dari Ketapang-Gilimanuk, pakai lifejacket sendiri,” jelas Dimas kemarin.

Berdasarkan dari prakiraan cuaca BMKG, lanjutnya, gelombang di Selat Bali 0,5 sampai 1,5 meter. Dengan tinggi gelombang tersebut, sebenarnya penyeberangan relatif aman dan normal.

Namun demikian, periode gelombang ini tidak menentu. “Cuma realitas, sekian periodik ombak, nanti hilang lagi. Jadi, tidak terus menerus. Jadi kayak lewat saja, angin kencang hilang lagi,” ungkapnya.

Bahkan, karena cuaca yang tidak menentu ini, penyeberangan sempat buka tutup. Seperti saat terjadi, Jumat (14/6) petang, penyeberangan sempat ditutup sementara karena hujan deras terjadi.

Karena itu, pihaknya masih tetap siaga untuk mengantisipasi cuaca buruk terjadi. Apalagi saat ini arus balik dari Ketapang masih ada.

Namun, dari Gilimanuk menuju ketapang sudah mulai sepi. “Kami tetap standby,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/