GIANYAR – Prosesi upacara Diksa Pariksa atau dwijati yang dilakukan mantan bupati Gianyar dua periode AA Gede Agung Bharata berjalan lancar kemarin (16/7) di Merajan Puri Agung Gianyar.
Prosesi Dwijati disaksikan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri. Dengan prosesi ini, AA Agung Bharata telah resmi bergelar Ida Bagawan Blebar Gianyar.
Upacara kemarin dipuput Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh, dari Geria Pratipa Manuaba, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar.
Setelah selesai dilakukan prosesi padiksan dan ditetapkan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Gianyar, nama Agung Bharata akan resmi berubah menjadi Abiseka Ida Bhagawan Blebar Gianyar.
“Sementara sekarang hanya madwijati, selanjutnya akan mengikuti proses belajar. Seperti landasan sastra yang saya gunakan yaitu tiga hari setelah upacara ini nangkil ke gria ngaturang jauman ke nabe,” ujarnya.
Sebagai nanak atau murid ketiga dari Ida Pedanda, Agung Bharata di hari ketiga, akan diberikan aga patra. Yang berupa manik puja maupun dana puja.
Yakni puja yang bertujuan untuk mengasah ilmu dan sebagai pegangan kedepannya menjalani kehidupan sebagai Bhagawan berupa doa dan pantangan-pantangan.
“Sudah jelas pantangannya sebagai seorang wiku (pendeta, red). Diikat oleh sesana pawikuan. Mulai dari berpikir, berkata, dan berbuat sesuatu itu harus manut dengan sesana.
Sesana manut lungguh, lungguh manut sesana. Termasuk makanan, duduk, dimana sebaiknya duduk. Intinya untuk memperjuangkan kesucian,” tukasnya.
Kehadiran Megawati ke Puri didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan sejumlah bupati. Yakni Bupati Gianyar Made Mahayastra, Bupati Badung Giri Prasta dan Bupati Bangli Made Gianyar.
Sejumlah anggota DPRD juga tampak hadir. Tiba di Puri, Mega langsung mengikuti ritual mesegeh agung. Kemudian disambut tari penyembrama.
Agung Bharata langsung menyambut kehadiran Mega. Penyambutan berlangsung sebelum Agung Bharata mediksa. Kepada Mega, Agung Bharata mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan doa restunya.
Sementara itu, Ketua Panitia Upacara Diksa Pariksa, Anak Agung Alit Asmara, mengaku menyebar 500 undangan, termasuk mengundang Megawati.
“Megawati diundang karena dulu pernah berpesan kepada Agung Bharata agar melaksanakan dwijati. Sehingga Agung Bharata mengikuti arahan ibu Megawati,” tukasnya.