28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:31 AM WIB

Krisis Air Bersih, Warga Melaya Jembrana Jalan Kaki 10 Km PP Cari Air

NEGARA – Krisis air bersih di Jembrana semakin meluas. Penyaluran air bersih gratis oleh BPBD Jembrana masih belum menyentuh semua masyarakat yang mengalami krisis air bersih.

Seperti yang dialami warga Banjar Pendem, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, warga harus berjalan jauh mengambil air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Krisis air bersih tersebut dialami warga sejak dua pekan terakhir. Guna memenuhi kebutuhan air untuk mandi, mencuci dan minum warga terpaksa memanfaatkan air kubangan yang jaraknya cukup jauh sekitar 5 kilometer.

Kalau ditotal pulang pergi mengambil air dengan ember jarak yang ditempuh warga Manistutu, Melaya, Jembrana, sekitar 10 kilometer.

Warga terpaksa mengambil air yang jaraknya cukup jauh karena sudah tidak ada lagi air yang paling dekat. 

“Sudah sejak 14 hari ambil air di kubangan ini buat cuci,” kata Ni Wayan Rami, warga Banjar Pendem, Desa Manistutu.

Namun, untuk air minum, warga menggunakan air dari sumber mata air yang masih ada yang letaknya sebelah timur kubangan karena

air keran dari sumber mata air dari pegunungan yang disalurkan ke rumah-rumah warga sebelumnya sudah tidak ada mengalir dan mesin mati.

Setiap hari, warga mengambil air dengan dua ember di kubangan sampai empat kali. Mereka berangkat mengambil air dan pulang berjalan kaki.

“Sudah empat kali bolak balik dengan dua ember. Air ini saya pakai untuk beri minum babi dan sapi,” ujar Ketut Dester.

Kondisi itu dialami sekitar 200 kepala keluarga lainnya. Karena itu, mereka berharap ada bantuan air dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari warga.

Karena warga khawatir jika menggunakan air dari kebutuhan sehari-hari berdampak pada kesehatan mereka.

NEGARA – Krisis air bersih di Jembrana semakin meluas. Penyaluran air bersih gratis oleh BPBD Jembrana masih belum menyentuh semua masyarakat yang mengalami krisis air bersih.

Seperti yang dialami warga Banjar Pendem, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, warga harus berjalan jauh mengambil air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Krisis air bersih tersebut dialami warga sejak dua pekan terakhir. Guna memenuhi kebutuhan air untuk mandi, mencuci dan minum warga terpaksa memanfaatkan air kubangan yang jaraknya cukup jauh sekitar 5 kilometer.

Kalau ditotal pulang pergi mengambil air dengan ember jarak yang ditempuh warga Manistutu, Melaya, Jembrana, sekitar 10 kilometer.

Warga terpaksa mengambil air yang jaraknya cukup jauh karena sudah tidak ada lagi air yang paling dekat. 

“Sudah sejak 14 hari ambil air di kubangan ini buat cuci,” kata Ni Wayan Rami, warga Banjar Pendem, Desa Manistutu.

Namun, untuk air minum, warga menggunakan air dari sumber mata air yang masih ada yang letaknya sebelah timur kubangan karena

air keran dari sumber mata air dari pegunungan yang disalurkan ke rumah-rumah warga sebelumnya sudah tidak ada mengalir dan mesin mati.

Setiap hari, warga mengambil air dengan dua ember di kubangan sampai empat kali. Mereka berangkat mengambil air dan pulang berjalan kaki.

“Sudah empat kali bolak balik dengan dua ember. Air ini saya pakai untuk beri minum babi dan sapi,” ujar Ketut Dester.

Kondisi itu dialami sekitar 200 kepala keluarga lainnya. Karena itu, mereka berharap ada bantuan air dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari warga.

Karena warga khawatir jika menggunakan air dari kebutuhan sehari-hari berdampak pada kesehatan mereka.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/