31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:28 AM WIB

Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh Berpulang, Ini Pesan Terakhirnya…

GIANYAR – Kabar duka datang dari Puri Ageng Blahbatuh. Panglingsir puri Gusti Ngurah Djelantik yang berusia 74 tahun mengembuskan nafas terakhir Kamis (15/11) lalu pukul 14.45.

Almarhum cukup lama berjuang melawan sakit diabetes. Untuk kelanjutan upacara, pihak puri masih menanti hasil rapat keluarga.

Putra kedua almarhum I Gusti Ngurah Jelantik menyatakan, kondisi ayahnya I Gusti Ngurah Djelantik, kian menurun pascaditinggal mendiang istri tercintanya, Anak Agung Ayu Mirah pada tiga bulan lalu.

“Semenjak itu kondisi almarhum menurun,” ujar pemilik nama yang sama dengan orang tuanya itu.

Menurut Ngurah Jelantik, Kamis siang, sebetulnya sang ayah hendak diajak cek kesehatan. Namun kondisi panglingsir yang penghobi anggrek itu justru semakin drop.

Hingga akhirnya, almarhum dinyatakan meninggal dunia. “Saat dibawa ke RSUD Sanjiwani beliau sudah meninggal,” ungkapnya.

Di rumah sakit, almarhum sempat ditangani sebentar lalu dibawa kembali ke puri. Atas kepergian almarhum, pihak keluarga puri akan menggelar paruman atau rapat keluarga.

Paruman digelar untuk membahas prosesi upacara bagi almarhum. “Mungkin minggu depan sudah ada kepastian terkait upacara Palebon (pembakaran jenazah, red),” jelasnya.

Almarhum meninggalkan lima orang putra dan putri, di antaranya Anak Agung Ayu Prawaniti; I Gusti Ngurah Jelantik; Anak Agung Ngurah Kakarsana; Anak Agung Ngurah Teja Kusuma; dan Anak Agung Ngurah Putra Narayana.

Selain itu, almarhum juga meninggalkan lima orang cucu. “Kepada kami anaknya almarhum hanya berpesan agar menjaga kerukunan keluarga dengan baik, menjaga masyarakat dan negara,” terangnya, mengingat pesan orang tuanya.

Untuk diketahui, semasa hidup, almarhum aktif dalam Forum Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Tidak hanya dikenal di forum nasional, namun juga menjalin hubungan dengan raja-raja di wilayah Malaysia, Thailand dan Filipina.

“Semasa hidup almarhum memang aktif dalam forum,” ungkapnya. Ngurah Jelantik menambahkan, walaupun lahir dan besar di Puri Ageng Blahbatuh, almarhum dikenal sebagai sosok yang rendah hati.

“Beliau tidak suka ditinggikan, karena bagi beliau menyatu dengan masyarakat adalah yang utama,” jelasnya.

Saat masih remaja almarhum juga dikenal sebagai penghobi angrek. Bahkan berkat seratusan koleksi anggrek yang dirawat, mengantarkan I Gusti Ngurah Djelantik dalam kompetisi anggrek tingkat International.

“Saking banyaknya anggrek, bahkan dulu puri sampai di sebut Puri Anggrek,” tukasnya. 

GIANYAR – Kabar duka datang dari Puri Ageng Blahbatuh. Panglingsir puri Gusti Ngurah Djelantik yang berusia 74 tahun mengembuskan nafas terakhir Kamis (15/11) lalu pukul 14.45.

Almarhum cukup lama berjuang melawan sakit diabetes. Untuk kelanjutan upacara, pihak puri masih menanti hasil rapat keluarga.

Putra kedua almarhum I Gusti Ngurah Jelantik menyatakan, kondisi ayahnya I Gusti Ngurah Djelantik, kian menurun pascaditinggal mendiang istri tercintanya, Anak Agung Ayu Mirah pada tiga bulan lalu.

“Semenjak itu kondisi almarhum menurun,” ujar pemilik nama yang sama dengan orang tuanya itu.

Menurut Ngurah Jelantik, Kamis siang, sebetulnya sang ayah hendak diajak cek kesehatan. Namun kondisi panglingsir yang penghobi anggrek itu justru semakin drop.

Hingga akhirnya, almarhum dinyatakan meninggal dunia. “Saat dibawa ke RSUD Sanjiwani beliau sudah meninggal,” ungkapnya.

Di rumah sakit, almarhum sempat ditangani sebentar lalu dibawa kembali ke puri. Atas kepergian almarhum, pihak keluarga puri akan menggelar paruman atau rapat keluarga.

Paruman digelar untuk membahas prosesi upacara bagi almarhum. “Mungkin minggu depan sudah ada kepastian terkait upacara Palebon (pembakaran jenazah, red),” jelasnya.

Almarhum meninggalkan lima orang putra dan putri, di antaranya Anak Agung Ayu Prawaniti; I Gusti Ngurah Jelantik; Anak Agung Ngurah Kakarsana; Anak Agung Ngurah Teja Kusuma; dan Anak Agung Ngurah Putra Narayana.

Selain itu, almarhum juga meninggalkan lima orang cucu. “Kepada kami anaknya almarhum hanya berpesan agar menjaga kerukunan keluarga dengan baik, menjaga masyarakat dan negara,” terangnya, mengingat pesan orang tuanya.

Untuk diketahui, semasa hidup, almarhum aktif dalam Forum Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Tidak hanya dikenal di forum nasional, namun juga menjalin hubungan dengan raja-raja di wilayah Malaysia, Thailand dan Filipina.

“Semasa hidup almarhum memang aktif dalam forum,” ungkapnya. Ngurah Jelantik menambahkan, walaupun lahir dan besar di Puri Ageng Blahbatuh, almarhum dikenal sebagai sosok yang rendah hati.

“Beliau tidak suka ditinggikan, karena bagi beliau menyatu dengan masyarakat adalah yang utama,” jelasnya.

Saat masih remaja almarhum juga dikenal sebagai penghobi angrek. Bahkan berkat seratusan koleksi anggrek yang dirawat, mengantarkan I Gusti Ngurah Djelantik dalam kompetisi anggrek tingkat International.

“Saking banyaknya anggrek, bahkan dulu puri sampai di sebut Puri Anggrek,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/