26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:10 AM WIB

Di Karangasem, Sampah Plastik Ditukar Beras

AMLAPURA —Gebrakan yang cukup kreatif dilakukan Desa Tangkup, Sidemen, Karangasem. Untuk mengatasi persoalan sampah plastik yang kian memprihatinkan, desa setempat menghargai sampah plastik dengan beras. Sampah plastic yang dikumpulkan warga bisa ditukar dengan beras.

Aksi ini sepertinya tidak akan membuat warga membuang sampah plastik sembarangan. Sampah yang bisa ditukar dengan beras di antaranya sampah plastik seperti botol bekas, kardus, buku kertas dan besi.

Gebrakan ini diakui Perbekel Tangkup I Gede Sukarnadita sebagai bentuk inovasi untuk mengatasi masalah sampah utamanya sampah plastik di Desanya.

“Kami bekerja sama dengan salah satu yayasan peduli sampah plastik,” ujarnya saat di komfirmasi Senin (16/11) kemarin.

Yayasan yang diajak bekerjasama tersebut akan mengelola sampah plastik tersebut, di mana pengelolaanya sendiri ada di wilayah Ubud, Gianyar.

Sampah yang sudah berkumpul tersebut yang hasil dari penukaran sampah warga dengan beras akan dijemput dan diambil pihak yayasan. Sampah plastik ini sendiri nantinya akan didaur ulang kembali.

Pihak Desa sendiri diberikan satu Ton Beras untuk ditukar dengan sampah plastik.

“Ini sebagai perangsang agar warga mau mengumpulkan sampah plastik,” ujarnya.

 

Saat penukaran nanti, lanjut dia, setiap jenis sampah plastik dihargai dengan bervariasi tergantung jenisnya. Untuk sampah seperti tas kresek atau plastik kemasan butuh 4 kilogram sampah plastik untuk bisa ditukar dengan satu kilogram beras.

Sementara untuk botol plastik butuh 7 kilogram untuk dapat sekilo gram beras, sementara rongsokan plastik 8 kilo dan kardus 8 kilogram. Sementara untuk kertas sebenyak 12 kilogran dan besi sebenyak 5 kilogram untuk bisa ditukar dengan sekilo gram beras.

Program ini sendiri beru berjalan mulai 13 November 2020. Untuk itu pihak Desa juga telah memberikan edukasi dan sosialisasi agar warga mau mengumpulkan sampah plastik. Dengan kegiatan ini diharapkan lingkungan sekitar menjadi bersih dengan sampah plastik.

Diakui kalau penyumbang sampah plastik di Desa Tangkup bukan dari sampah rumah tangga. Namun dari tempat tempat umum. Ini karena selama ini banyak warga membuang sampah semberangan. “Biasanya warga membuang sampah plastk usai belanja di warung terutama dilakukan anak-anak,” ujarnya.

AMLAPURA —Gebrakan yang cukup kreatif dilakukan Desa Tangkup, Sidemen, Karangasem. Untuk mengatasi persoalan sampah plastik yang kian memprihatinkan, desa setempat menghargai sampah plastik dengan beras. Sampah plastic yang dikumpulkan warga bisa ditukar dengan beras.

Aksi ini sepertinya tidak akan membuat warga membuang sampah plastik sembarangan. Sampah yang bisa ditukar dengan beras di antaranya sampah plastik seperti botol bekas, kardus, buku kertas dan besi.

Gebrakan ini diakui Perbekel Tangkup I Gede Sukarnadita sebagai bentuk inovasi untuk mengatasi masalah sampah utamanya sampah plastik di Desanya.

“Kami bekerja sama dengan salah satu yayasan peduli sampah plastik,” ujarnya saat di komfirmasi Senin (16/11) kemarin.

Yayasan yang diajak bekerjasama tersebut akan mengelola sampah plastik tersebut, di mana pengelolaanya sendiri ada di wilayah Ubud, Gianyar.

Sampah yang sudah berkumpul tersebut yang hasil dari penukaran sampah warga dengan beras akan dijemput dan diambil pihak yayasan. Sampah plastik ini sendiri nantinya akan didaur ulang kembali.

Pihak Desa sendiri diberikan satu Ton Beras untuk ditukar dengan sampah plastik.

“Ini sebagai perangsang agar warga mau mengumpulkan sampah plastik,” ujarnya.

 

Saat penukaran nanti, lanjut dia, setiap jenis sampah plastik dihargai dengan bervariasi tergantung jenisnya. Untuk sampah seperti tas kresek atau plastik kemasan butuh 4 kilogram sampah plastik untuk bisa ditukar dengan satu kilogram beras.

Sementara untuk botol plastik butuh 7 kilogram untuk dapat sekilo gram beras, sementara rongsokan plastik 8 kilo dan kardus 8 kilogram. Sementara untuk kertas sebenyak 12 kilogran dan besi sebenyak 5 kilogram untuk bisa ditukar dengan sekilo gram beras.

Program ini sendiri beru berjalan mulai 13 November 2020. Untuk itu pihak Desa juga telah memberikan edukasi dan sosialisasi agar warga mau mengumpulkan sampah plastik. Dengan kegiatan ini diharapkan lingkungan sekitar menjadi bersih dengan sampah plastik.

Diakui kalau penyumbang sampah plastik di Desa Tangkup bukan dari sampah rumah tangga. Namun dari tempat tempat umum. Ini karena selama ini banyak warga membuang sampah semberangan. “Biasanya warga membuang sampah plastk usai belanja di warung terutama dilakukan anak-anak,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/