29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:04 AM WIB

Sibuk Mebat, Tembok Jebol Timpa 12 Korban, Pemilik Rumah Tewas

GIANYAR – Hujan lebat yang mengguyur Sabtu (14/12) dan Minggu (15/12) lalu menyisakan duka di Gianyar. 

Minggu siang sekitar pukul 12.30, sebuah tembok ambrol di Banjar Manukaya Let, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring jebol. 

Beberapa orang sempat tertimpa. Salah satunya pemilik rumah, Dewa Gede Putra, 47, dinyatakan meninggal dunia akibat insiden tersebut.

Menurut kakak kandung korban, Dewa Putu Arsana, kejadian pilu itu terjadi ketika keluarganya menggelar mebat atau membuat masakan Bali. 

“Di tempat itu ada 12 orang, saya juga ikut di sana membuat sate,” ujar Dewa Putu Arsana,  Senin (16/12) kemarin. 

Di saat bersamaan, hujan lebat mengguyur wilayah itu. Dewa Arsana sempat meminta kepada korban untuk menghentikan kegiatan sementara. 

“Saya sudah minta besok saya dilanjutkan lagi sebelum acara dimulai,” jelasnya. Meski begitu, korban Dewa Gede Putra tetap melanjutkan kegiatan mebat bersama beberapa kerabatnya. 

“Kepala saya waktu itu pusing. Saya keluar dari tempat itu. Masuk kamar. Saya minum obat,” jelasnya.

Tak berselang lama, Arsana diberi tahu jika bangunan tempat mebat roboh. Beberapa orang pun tertimbun. 

Ada dua korban yang mengalami luka berat. Yakni Dewa Putu Karsi dan Dewa Gede Hendra. “Dua luka berat, sudah dirawat dan boleh pulang,” jelasnya.

Sedangkan, korban Dewa Putra tak bisa diselamatkan. Korban meninggal sekitar pukul 13.30 Wita. “Mungkin adik saya kepalanya yang kena. Waktu itu wajahnya penuh darah,” ujarnya sedih. 

Korban meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. “Dikubur pukul sepuluh (22.00) malam. Karena di pura di banjar ini ada upacara,” pungkasnya.

GIANYAR – Hujan lebat yang mengguyur Sabtu (14/12) dan Minggu (15/12) lalu menyisakan duka di Gianyar. 

Minggu siang sekitar pukul 12.30, sebuah tembok ambrol di Banjar Manukaya Let, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring jebol. 

Beberapa orang sempat tertimpa. Salah satunya pemilik rumah, Dewa Gede Putra, 47, dinyatakan meninggal dunia akibat insiden tersebut.

Menurut kakak kandung korban, Dewa Putu Arsana, kejadian pilu itu terjadi ketika keluarganya menggelar mebat atau membuat masakan Bali. 

“Di tempat itu ada 12 orang, saya juga ikut di sana membuat sate,” ujar Dewa Putu Arsana,  Senin (16/12) kemarin. 

Di saat bersamaan, hujan lebat mengguyur wilayah itu. Dewa Arsana sempat meminta kepada korban untuk menghentikan kegiatan sementara. 

“Saya sudah minta besok saya dilanjutkan lagi sebelum acara dimulai,” jelasnya. Meski begitu, korban Dewa Gede Putra tetap melanjutkan kegiatan mebat bersama beberapa kerabatnya. 

“Kepala saya waktu itu pusing. Saya keluar dari tempat itu. Masuk kamar. Saya minum obat,” jelasnya.

Tak berselang lama, Arsana diberi tahu jika bangunan tempat mebat roboh. Beberapa orang pun tertimbun. 

Ada dua korban yang mengalami luka berat. Yakni Dewa Putu Karsi dan Dewa Gede Hendra. “Dua luka berat, sudah dirawat dan boleh pulang,” jelasnya.

Sedangkan, korban Dewa Putra tak bisa diselamatkan. Korban meninggal sekitar pukul 13.30 Wita. “Mungkin adik saya kepalanya yang kena. Waktu itu wajahnya penuh darah,” ujarnya sedih. 

Korban meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. “Dikubur pukul sepuluh (22.00) malam. Karena di pura di banjar ini ada upacara,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/