SEMARAPURA – Peningkatan harga cabai rawit kerap terjadi setiap tahun, terutamanya di saat musim penghujan. Seperti saat ini, harga cabai rawit berada di atas Rp 100 ribu per kilogramnya.
Melihat tren itu, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) didorong untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti cabai rawit dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung Luh Ketut Eka Susanti, Rabu (17/3) mengungkapkan hal itu sesuai arahan Pemprov Bali.
Adapun di Kabupaten Klungkung ada 3 KWT yang mengikuti gerakan menanam cabai serentak di pekarangan rumah. “Tiga KWT tersebut antara lain di Desa Batumadeg, Desa Kamasan dan Desa Bakas,” bebernya.
KWT yang beranggotakan minimal 30 orang itu digelontorkan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk membuat demplot tanaman pangan di lahan seluas 5 are. Di demplot tersebut, setiap kelompoknya diwajibkan menanam 100 pohon cabai.
Tidak sampai di sana, di pekarangan masing-masing anggota KWT juga wajib menanam minimal 10 tanaman cabai.
“Dan diharapkan dapat ditularkan ke rumah tangga lainnya,” ujarnya.
Dengan adanya gerakan itu, diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan cabai sehari-hari. Sehingga ketika harga cabai di pasaran melambung seperti saat ini, tidak terlalu terkena dampaknya.
“Selain cabai, kebutuhan pangan lainnya seperti terong dan tomat dapat dipenuhi secara mandiri,” tandasnya.