29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:30 AM WIB

Seratusan Babi Mati Mendadak, Distan Semprot Kandang Babi Peternak

NEGARA – Setelah mendapat laporan ada seratus ekor lebih babi peternak mati mendadak, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana

melaksanakan penyemprotan disinfektan ke kandang peternak babi di Dusun Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, kemarin.

Petugas juga memberikan obat desinfektan untuk dilakukan penyemprotan secara swadaya. Kabid Keswan dan Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana

I Wayan Widarsa mengatakan, penyemprotan yang dilakukan kemarin berawal dari keluhan peternak yang babinya mati mendadak.

“Kita cari data perubahan fisik sebelum mengalami kematian. Bagi yang ternaknya tidak mengalami kendala kita berikan desinfektan untuk disemprotkan secara mandiri,” ujar Wayan Widarsa.

Widarsa juga mengaku, kalau kegiatan yang dilakukannya merupakan upaya preventif dan kedepan peternak bisa lebih proaktif. 

“Penyemprotan bukan berarti babi sudah terserang oleh virus ASF melainkan kita upayakan dengan tindakan preventif. Kedepan kita harapkan para peternak

babi kita ini bisa lebih proaktif untuk melaporkan kepada dinas jika ada keluhan terhadap ternak babinya,” pungkasnya.

Sebelumnya, jumlah babi yang mati sebanyak 116 ekor tersebut berdasar laporan dari para peternak yang diterima setelah hari raya Galungan hingga 15 Maret lalu.

Tidak semua babi yang dilaporkan mati tersebut diperiksa, karena peternak sudah mengubur bangkai babi.

Dari beberapa babi yang diperiksa, hanya ada 1 ekor babi yang gejalanya mengarah terpapar African Swine Fever (ASF).

Pihaknya mengindikasikan mirip ASF berdasar laporan gejala petugas yang melakukan pemeriksaan di peternak, sehingga terindikasi suspect ASF.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana Wayan Sutama mengatakan, mengantisipasi wabah yang menyerang babi tersebut,

Dinas Pertanian dan Pangan sudah melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada masyarakat, terutama pada peternak, saudagar babi.

Bahkan, pada para peternak sudah dilakukan penyemprotan disinfektan dan bio security. “Kami juga bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk KIE ke masyarakat guna meminimalisir sebaran penyakit babi,” ujarnya. 

NEGARA – Setelah mendapat laporan ada seratus ekor lebih babi peternak mati mendadak, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana

melaksanakan penyemprotan disinfektan ke kandang peternak babi di Dusun Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, kemarin.

Petugas juga memberikan obat desinfektan untuk dilakukan penyemprotan secara swadaya. Kabid Keswan dan Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana

I Wayan Widarsa mengatakan, penyemprotan yang dilakukan kemarin berawal dari keluhan peternak yang babinya mati mendadak.

“Kita cari data perubahan fisik sebelum mengalami kematian. Bagi yang ternaknya tidak mengalami kendala kita berikan desinfektan untuk disemprotkan secara mandiri,” ujar Wayan Widarsa.

Widarsa juga mengaku, kalau kegiatan yang dilakukannya merupakan upaya preventif dan kedepan peternak bisa lebih proaktif. 

“Penyemprotan bukan berarti babi sudah terserang oleh virus ASF melainkan kita upayakan dengan tindakan preventif. Kedepan kita harapkan para peternak

babi kita ini bisa lebih proaktif untuk melaporkan kepada dinas jika ada keluhan terhadap ternak babinya,” pungkasnya.

Sebelumnya, jumlah babi yang mati sebanyak 116 ekor tersebut berdasar laporan dari para peternak yang diterima setelah hari raya Galungan hingga 15 Maret lalu.

Tidak semua babi yang dilaporkan mati tersebut diperiksa, karena peternak sudah mengubur bangkai babi.

Dari beberapa babi yang diperiksa, hanya ada 1 ekor babi yang gejalanya mengarah terpapar African Swine Fever (ASF).

Pihaknya mengindikasikan mirip ASF berdasar laporan gejala petugas yang melakukan pemeriksaan di peternak, sehingga terindikasi suspect ASF.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana Wayan Sutama mengatakan, mengantisipasi wabah yang menyerang babi tersebut,

Dinas Pertanian dan Pangan sudah melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada masyarakat, terutama pada peternak, saudagar babi.

Bahkan, pada para peternak sudah dilakukan penyemprotan disinfektan dan bio security. “Kami juga bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk KIE ke masyarakat guna meminimalisir sebaran penyakit babi,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/