GIANYAR – Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi yang masih terus mengepulkan asap mulai menuai protes warga.
Terlebih kepulan asap tebal dari TPA mengarah ke pemukiman warga. Akibat kepulan asap yang mengganggu pernafasan itu, warga yang tak terima mengancam berdemo.
Perbekel Desa Lebih, Ni Wayan Griya Wahyuni, menyatakan sejak beberapa waktu lalu warganya mengeluhkan asap dari TPA yang mengakibatkan sesak.
“Masyarakat mengeluhkan asap ini, warga sesak. Terutama para balita dan ibu-ibu yang sedang hamil,” ujarnya, saat meninjau TPA Temesi, Rabu (19/6).
Griya Wahyuni mengaku warga beberapa kali berkeinginan untuk melakukan aksi unjuk rasa ke TPA, karena asapnya mengganggu.
“Sebelum ke sini warga sudah kumpul, saya minta tolong agar bisa diredam dan akhirnya saya ajak perwakilan saja ke sini agar dilihat langsung. Mulai dari para kelian dan tokoh-tokoh desa yang lain,” ujarnya.
Perbekel Lebih akhirnya berkoordinasi dengan sejumlah instansi di Gianyar. Termasuk berbicara dengan Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta yang terpilih ke DPR RI.
“Kalau pemerintah peka, dampaknya yang paling keras adalah ke warga Lebih,” jelasnya.
Berdasarkan data, di Lebih cukup banyak permasalahan. “Wilayah kami dekat dengan daerah stunting (masalah gizi anak, red) tertinggi di Indonesia, perkawinan dini, gizi buruk. Sekarang ditambah lagi dengan masalah asap ini,” ujarnya.
“Jadi kami harap agar ada kajiannya agar masing-masing desa mulai mengelola sampahnya sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya yang hadir mengaku akan memikirkan penangan TPA tersebut.
“Jangka pendek, kami pikirkan agar tidak menimbulkan asap lagi. Langkahnya kami buatkan akses dulu menuju lahan yang ada kemudian kami dorong sampahnya yang mengeluarkan asap itu,” terangnya.
Dia menyebut, kedepannya sudah ada perjanjian agar bisa sewa lahan untuk memperluas sekitar 4 hektar.