29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:50 AM WIB

Jenazah TKI Sriani Tak Bisa Dipulangkan, Ini yang Dilakukan Keluarga..

RadarBali.com – Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ni Wayan Sriani, 38, yang meninggal di Nigeria, Afrika, akhirnya diupacarai di kediamannya di Banjar Bentuyung, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Senin (18/9) kemarin.

Prosesi upacara berlangsung sejak pagi hingga sore kemarin.  Diawali dari Ngeplugan (memanggil roh almarhum) di Catus Pata (perempatan) Ubud.

Kemudian dilanjutkan simbolisasi jenazah dibawa ke balai dangin di rumah duka untuk dilakukan prosesi nyiramin layon.

Seolah-olah, almarhum Sriani telah berada di rumah. Begitu usai nyiramin, keluarga beserta krama setempat melanjutkan prosesi Nganyut.

Pihak keluarga mengantarkan simbolisasi jenazah menggunakan sepeda motor menuju Tukad Campuhan yang berlokasi dekat pura Gunung Lebah Ubud.

Selanjutnya, simbolisasi jenazah tersebut dibakar disaksikan oleh keluarga besar dan warga desa.  Sisa pembakaran itu kemudian dihanyutkan ke aliran Tukad Campuhan.

Prosesi terakhir, pihak keluarga melaksanakan prosesi mepegat, sebagai simbol melepas roh almarhum Ni Wayan Sriani.

Ipar korban, Gusti Made Sukerti mengaku pihak keluarga sudah mengikhlaskan kematian Sriani. “Mau bagaimana lagi. Kami sudah ikhlaskan,” ujarnya disela prosesi, kemarin.

Setelah rentetan prosesi kemarin, almarhum Sriani akan diikutsertakan pada ngaben masal di Banjar Bentuyung.

“Ngaben masal di banjar sekitar tiga tahun lagi. Nanti ikut ngaben di sana. Sudah kesepakatan keluarga,” terangnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pihak keluarga almarhum Sriani tidak bisa memulangkan jenazah Sriani yang meninggal pada Rabu (6/9) akibat terjatuh dari kamar mandi pada Jumat lalu (1/9).

Karena Sriani berangkat sendiri tanpa agent, maka keluarga Sriani di Bali diberikan tiga opsi. Pertama, dikenakan biaya pemulangan jenazah sebesar Rp 120 juta.

Dana itu untuk peti jenazah lengkap dengan dua orang kurir. Pilihan kedua, jasad dikremasi di Nigeria dengan dana sebesar Rp 33 juta.

Karena tidak sanggup membayar, maka pihak keluarga merelakan dan memilih opsi ketiga, yakni jasad Sriani dikubur di Nigeria melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). 

RadarBali.com – Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ni Wayan Sriani, 38, yang meninggal di Nigeria, Afrika, akhirnya diupacarai di kediamannya di Banjar Bentuyung, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Senin (18/9) kemarin.

Prosesi upacara berlangsung sejak pagi hingga sore kemarin.  Diawali dari Ngeplugan (memanggil roh almarhum) di Catus Pata (perempatan) Ubud.

Kemudian dilanjutkan simbolisasi jenazah dibawa ke balai dangin di rumah duka untuk dilakukan prosesi nyiramin layon.

Seolah-olah, almarhum Sriani telah berada di rumah. Begitu usai nyiramin, keluarga beserta krama setempat melanjutkan prosesi Nganyut.

Pihak keluarga mengantarkan simbolisasi jenazah menggunakan sepeda motor menuju Tukad Campuhan yang berlokasi dekat pura Gunung Lebah Ubud.

Selanjutnya, simbolisasi jenazah tersebut dibakar disaksikan oleh keluarga besar dan warga desa.  Sisa pembakaran itu kemudian dihanyutkan ke aliran Tukad Campuhan.

Prosesi terakhir, pihak keluarga melaksanakan prosesi mepegat, sebagai simbol melepas roh almarhum Ni Wayan Sriani.

Ipar korban, Gusti Made Sukerti mengaku pihak keluarga sudah mengikhlaskan kematian Sriani. “Mau bagaimana lagi. Kami sudah ikhlaskan,” ujarnya disela prosesi, kemarin.

Setelah rentetan prosesi kemarin, almarhum Sriani akan diikutsertakan pada ngaben masal di Banjar Bentuyung.

“Ngaben masal di banjar sekitar tiga tahun lagi. Nanti ikut ngaben di sana. Sudah kesepakatan keluarga,” terangnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pihak keluarga almarhum Sriani tidak bisa memulangkan jenazah Sriani yang meninggal pada Rabu (6/9) akibat terjatuh dari kamar mandi pada Jumat lalu (1/9).

Karena Sriani berangkat sendiri tanpa agent, maka keluarga Sriani di Bali diberikan tiga opsi. Pertama, dikenakan biaya pemulangan jenazah sebesar Rp 120 juta.

Dana itu untuk peti jenazah lengkap dengan dua orang kurir. Pilihan kedua, jasad dikremasi di Nigeria dengan dana sebesar Rp 33 juta.

Karena tidak sanggup membayar, maka pihak keluarga merelakan dan memilih opsi ketiga, yakni jasad Sriani dikubur di Nigeria melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/