28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:02 AM WIB

Waspada! Usai Dihajar Banjir, Bencana Susulan Masih Mengancam

RadarBali.com – Warga Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, yang sempat mengungsi ke balai subak, Rabu (1810) kemarin mulai kembali ke rumah.

Namun, mereka masih terus dihantui rasa takut banjir datang lagi karena hujan masih terus mengguyur wilayah Jembrana.

Sebanyak tujuh kepala keluarga (KK) kembali ke rumah masing-masing, kemarin pagi setelah air banjir yang mengepung rumah mereka surut.

Namun di sejumlah titik, seperti jalan menuju pemukiman warga yang terdampak banjir masih digenangi air, sehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas.

Jalanan yang sebelumnya terendam banjir juga sudah mulai surut. Air sisa banjir hanya tersisa di cekungan tanah dan aspal jalan yang rusak.

Sementara di beberapa titik masih ada genangan air sisa air banjir yang belum surut. Dengan intensitas hujan yang masih terus terjadi di Jembrana, terutama di hulu, warga masih was-was banjir akan datang lagi. 

“Kami harus bekerja, tidak bisa terus menerus di pengungsian,” kata Gede Indrawan, 37, warga yang sebelumnya sempat mengungsi ke balai subak.

Meski nanti terjadi banjir lagi, warga sudah siap karena barang-barang berharga sudah di naikkan. Bahkan, sepeda motor dinaikkan ke atas dipan agar tidak terkena banjir lagi.

“Kalau banjir kemarin belum siap, sekarang sudah diantisipasi, “ujarnya. Meski barang-barang sudah dianggap aman dari banjir, warga tetap akan mengungsi lagi jika banjir datang lagi.

“Kita sudah terbiasa banjir begini, kalau airnya naik ngungsi lagi,” tambah Komang Parwati, 27, warga lain yang juga sempat mengungsi.

Apabila di hulu curah hujan tinggi, warga memastikan tetap akan terjadi banjir. Pasalnya, banjir saat ini terjadi karena sungai yang melintasi Desa Yeh Kuning dan Air Kuning menyempit.

Akibatnya, ketika air hujan di hulu besar akan meluap hingga ke pemukiman warga. “Kalau sungainya diperlebar, mungkin kami tidak akan terkena banjir lagi,” terang Indrawan.

Lurah Sangkaragung Nyoman Gede Suardana mengatakan, karena hujan masih terus terjadi di hampir seluruh wilayah Jembrana, terutama bagian utara atau hulu sungai diprediksi bisa menyebabkan banjir lagi.

Karena itu, pihaknya selalu mengimbau warganya untuk tetap waspada.  “Misalnya nanti banjir lagi, warga kami imbau sementara untuk mengungsi lagi ke tempat lebih aman,” ujarnya ditemui saat melihat kondisi rumah warganya yang terendam banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan, saat ini masih dalam proses recovery sejumlah titik bencana.

Di antaranya membersihkan material longsor yang masih menimbun rumah warga. Diantaranya, di Desa Manistutu, material longsor yang menimbun dua kamar di rumah warga dan menutup akses jalan kemarin sudah dibersihkan dengan alat berat.

“Kami tetap imbau masyarakat untuk waspada longsor dan warga yang ada di daerahnya awan banjir, “tegasnya.

Banjir yang terjadi di Lingkungan Samblong akibat dari aliran sungai di hilir yang sempit dan berbelok. Ketika aliran sungai deras, maka akan meluap.

” Memang perlu perluasan daerah aliran sungai dan bila perlu sungai yang berbelok dibuat lurus agar tidak terjadi banjir lagi,” tambahnya. 

RadarBali.com – Warga Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, yang sempat mengungsi ke balai subak, Rabu (1810) kemarin mulai kembali ke rumah.

Namun, mereka masih terus dihantui rasa takut banjir datang lagi karena hujan masih terus mengguyur wilayah Jembrana.

Sebanyak tujuh kepala keluarga (KK) kembali ke rumah masing-masing, kemarin pagi setelah air banjir yang mengepung rumah mereka surut.

Namun di sejumlah titik, seperti jalan menuju pemukiman warga yang terdampak banjir masih digenangi air, sehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas.

Jalanan yang sebelumnya terendam banjir juga sudah mulai surut. Air sisa banjir hanya tersisa di cekungan tanah dan aspal jalan yang rusak.

Sementara di beberapa titik masih ada genangan air sisa air banjir yang belum surut. Dengan intensitas hujan yang masih terus terjadi di Jembrana, terutama di hulu, warga masih was-was banjir akan datang lagi. 

“Kami harus bekerja, tidak bisa terus menerus di pengungsian,” kata Gede Indrawan, 37, warga yang sebelumnya sempat mengungsi ke balai subak.

Meski nanti terjadi banjir lagi, warga sudah siap karena barang-barang berharga sudah di naikkan. Bahkan, sepeda motor dinaikkan ke atas dipan agar tidak terkena banjir lagi.

“Kalau banjir kemarin belum siap, sekarang sudah diantisipasi, “ujarnya. Meski barang-barang sudah dianggap aman dari banjir, warga tetap akan mengungsi lagi jika banjir datang lagi.

“Kita sudah terbiasa banjir begini, kalau airnya naik ngungsi lagi,” tambah Komang Parwati, 27, warga lain yang juga sempat mengungsi.

Apabila di hulu curah hujan tinggi, warga memastikan tetap akan terjadi banjir. Pasalnya, banjir saat ini terjadi karena sungai yang melintasi Desa Yeh Kuning dan Air Kuning menyempit.

Akibatnya, ketika air hujan di hulu besar akan meluap hingga ke pemukiman warga. “Kalau sungainya diperlebar, mungkin kami tidak akan terkena banjir lagi,” terang Indrawan.

Lurah Sangkaragung Nyoman Gede Suardana mengatakan, karena hujan masih terus terjadi di hampir seluruh wilayah Jembrana, terutama bagian utara atau hulu sungai diprediksi bisa menyebabkan banjir lagi.

Karena itu, pihaknya selalu mengimbau warganya untuk tetap waspada.  “Misalnya nanti banjir lagi, warga kami imbau sementara untuk mengungsi lagi ke tempat lebih aman,” ujarnya ditemui saat melihat kondisi rumah warganya yang terendam banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan, saat ini masih dalam proses recovery sejumlah titik bencana.

Di antaranya membersihkan material longsor yang masih menimbun rumah warga. Diantaranya, di Desa Manistutu, material longsor yang menimbun dua kamar di rumah warga dan menutup akses jalan kemarin sudah dibersihkan dengan alat berat.

“Kami tetap imbau masyarakat untuk waspada longsor dan warga yang ada di daerahnya awan banjir, “tegasnya.

Banjir yang terjadi di Lingkungan Samblong akibat dari aliran sungai di hilir yang sempit dan berbelok. Ketika aliran sungai deras, maka akan meluap.

” Memang perlu perluasan daerah aliran sungai dan bila perlu sungai yang berbelok dibuat lurus agar tidak terjadi banjir lagi,” tambahnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/