AMLAPURA – Bali memasuki musim pancaroba dari kemarau ke hujan. Hal itu ditandai dengan munculnya angina kencang di sejumlah titik di Bali.
Seperti yang terjadi Sabtu (19/10) sore sekitar pukul 16.15 Wita di kawasan Besakih, Rendang, Karangasem. Tanpa diawali tanda alarm, mendadak muncul angin kencang.
Akibatnya, bale pesandekan Pura Pengubengan, Besakih, roboh. Angin ngelinus itu juga menerbangkan atap rumah penduduk dan plang balai banjar.
“Ya, ada beberapa bangunan rusak pada bagian atapnya. Paling parah dialami Bale Pesandekan yang roboh diterjang angin,” ujar Perbekel Besakih I Wayan Benya, Sabtu petang.
Belum ada laporan resmi berapa rumah penduduk yang rusak akibat angin ngelinus ini. BPBD Karangasem baru akan melakukan pendataan, Minggu (20/10).
“Pendataan baru Minggu besok,” kata Camat Rendang I Wayan Mastra. Yang jelas, angin kencang ini membuat warga setempat panik.
Apalagi selain memicu suara gemuruh yang menakutkan, angin itu juga menerbangkan debu ke udara. Angin kencang juga menerbangkan debu di lereng Gunung Agung.
Bahkan, tiupan angin dari gunung sampai mengarah ke rumah warga. “Anginnya kencang sekali,” beber warga Besakih Jro Mangku Ketut Sumendra.
Pasca kerusakan bagian Pura Pengubengan, pihaknya akan segera mengusulkan digelar guru piduka.
Sementara itu, Kepala BPBD Karangasem Ide Ketut Arimbawa mengakui terjadi angin kencang di lereng Gunung Agung.
Angin kencang itu kemudian berembus sampai ke Besakih utamanya di Pura Pengubengan. Karena itu pihaknya langsung berkordinasi dengan para kepala wilayah untuk menyiapkan masker. Sebab debu yang diterbangkan angina itu cukup tebal.