SINGARAJA– Aparatur pemerintahan di Kecamatan Tejakula kini tengah menjajagi peluang penetapan desa wisata. Tak tanggung-tanggung, 9 dari 10 desa yang ada di Kecamatan Tejakula, akan diusulkan menjadi desa wisata.
Camat Tejakula I Gede Suyasa mengungkapkan, para perbekel di Kecamatan Tejakula saat ini tengah melakukan pemetaan potensi destinasi wisata. Destinasi itu tak hanya soal wisata alam semata. Namun bisa juga wisata budaya, kerajinan, maupun kesenian.
“Destinasi itu tidak harus hal yang rumit. Kebiasaan kehidupan masyarakat yang jadi perajin saja, itu bisa jadi destinasi. Kami ingin aktivitas masyarakat itu bisa menjadi sebuah daya tarik wisata. Karena semangat dari desa wisata kan seperti itu,” kata Suyasa saat dikonfirmasi kemarin (18/12).
Menurutnya para perbekel telah memetakan potensi yang ada. Baik itu produk UMKM yang dihasilkan, inovasi di tiap-tiap desa, serta potensi destinasi yang bisa didatangi wisatawan.
Beberapa desa disebut telah memiliki potensi. Sebut saja Desa Sembiran rumah tua Bali Mula dan kerajinan tenun di Desa Sembiran, kerajinan virgin coconut oil (VCO) di Desa Pacung, terumbu karang di Desa Penuktukan, wisata tracking di Desa Tembok, hingga seni budaya seperti wayang wong di Desa Tejakula, dan mecak-cakan di Desa Sambirenteng.
“Tiap desa di Tejakula itu punya keunikan kok. Tinggal pengembangan dan promosi saja. Selain itu harus dibuat juga peta pengembangan potensi wisata di desa setempat. Supaya terus berkembang,” kata Suyasa.
Rencananya desa-desa itu akan diusulkan sebagai desa wisata pada tahun 2022 mendatang. Usulan verifikasi akan diajukan pada Dinas Pariwisata Buleleng pada awal tahun depan. Suyasa berharap 9 desa lain di Tejakula, dapat menyusul Desa Les yang sudah ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2017 silam.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, seluruh desa berpeluang mengajukan diri sebagai desa wisata. Saat ini di Buleleng tercatat ada 31 desa wisata. Pada tahun 2022, Dispar menargetkan ada 70 desa wisata.
Menurutnya penetapan sebagai desa wisata, akan tergantung dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim kurator. Tak menutup kemungkinan desa-desa yang belum layak sebagai desa wisata, akan dipertimbangkan. Hingga nantinya desa tersebut siap ditetapkan.
“Ada beberapa klasifikasi. Ada yang rintisan, berkembang, maju, dan mandiri. Kita lihat nanti kesiapannya. Yang penting di sana ada atraksi, akses ke destinasi bagus, akomodasi makan minum dan penginapan tersedia, termasuk organisasi yang mengelola juga harus siap. Sepanjang itu terpenuhi, dapat kami dipertimbangkan sebagai desa wisata,” kata Dody.