SINGARAJA– Pertahanan Kabupaten Buleleng dari covid-19 bobol juga. Padahal dalam sebulan terakhir, tak pernah ditemukan kasus covid-19 di Kabupaten Buleleng. Temuan kasus itu muncul sejak Senin (17/1) lalu, dan terus bertambah hingga Rabu kemarin (19/1). Saat ini tercatat ada 4 kasus aktif covid-19 yang ada di Buleleng.
Tambahan kasus itu pun membuat Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng mulai menyiapkan langkah mitigasi. Satgas menginstruksikan agar lokasi isolasi terpadu (isoter) kembali diaktifkan. Sehingga kasus dapat ditekan dalam waktu yang lebih cepat.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Ketut Suwarmawan mengatakan, kasus-kasus baru itu berkaitan dengan pelaku perjalanan dalam negeri. Tadinya warga itu hendak melakukan perjalanan ke luar Bali. Setelah dilakukan tes secara mandiri, ternyata warga itu dinyatakan terkonfirmasi covid-19.
Terakhir kasus baru berkaitan dengan wisatawan domestik. “Ini tidak ada hasil kontak erat. Jadi yang bersangkutan liburan di Buleleng. Mau kembali ke Jakarta. Kemudian melakukan tes mandiri, ternyata positif. Sehingga harus dirawat di sini,” kata Suwarmawan saat dikonfirmasi kemarin.
Suwarmawan mengatakan kemunculan kasus saat ini hanya berada dalam kisaran satu digit saja. Meski demikian satgas tak mau lengah. Berkaca dari lonjakan kasus saat varian delta menyerang pada Juli lalu, kasus dengan cepat melonjak dari satu digit menjadi tiga digit hanya dalam hitungan dua pekan.
Saat ini Satgas telah meminta agar seluruh desa mengaktifkan kembali fasilitas isoter di desa. “Apabila ada kasus baru, agar dilakukan isolasi pada tempat yang sudah ditentukan. Tidak ada isolasi mandiri. Sehingga tidak terjadi lonjakan kasus secara signifikan seperti tahun lalu,” tegasnya.
Lebih lanjut Suwarmawan mengatakan, pihaknya telah mengirim sampel lendir nasofaring para pasien ke Laboratorium Kesehatan (Labkes) Pemprov Bali. Sampel dikirimkan untuk prosedur genome sequencing, untuk mengetahui jenis virus covid-19 yang menyerang para pasien.
“Ini prosedur standar sebenarnya. Beberapa sampel yang dipilih secara acak memang dikirim ke Denpasar untuk prosedur genome sequencing itu. Mudah-mudahan kasus ini tidak terkait dengan (varian) omicron,” tandas Suwarmawan.