26.9 C
Jakarta
26 April 2024, 1:08 AM WIB

[Terungkap] Ini Penyebab Keracunan Belasan Siswa Taruna Perikanan

NEGARA– Penyebab keracunan makanan yang menimpa belasan siswa taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, akhirnya terungkap.

Hasil laboratorium yang dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali terhadap sampel makanan, ternyata penyebab keracunan diakibatkan adanya bakteri Escherchia Coli (E.Coli)

Adapun sampel makanan yang diteliti, diantaranya ikan tongkol goreng tepung, nasi, sayur bening bayam, sambal, tahu goreng tepung, serta muntahan taruna yang diduga keracunan.

“Dari beberapa sampel makanan yang diuji, terdapat bakteri yang diduga penyebab keracunan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha, Jumat (21/2).

Namun dari sejumlah sampel makanan yang diuji, temuan bakteri E.coli terdapat pada sampel makanan berupa ikan tongkol goreng tepung, ikan yang digoreng biasa dan sambal sehingga menyebabkan gejala mual dan muntah.

Sedangkan makanan lain yang diuji tidak terdapat bakteri yang bisa menyebabkan keracunan. “Berdasarkan hasil uji laboratorium dipastikan karena bakteri E. Coli ini,” tegasnya.

Sedangkan dugaan awal karena keracunan kelebihan histamin pada ikan tongkol, tetap tidak dikesampingkan, melihat dari gejala yang ditimbulkan.

Karena pemeriksaan sampel di laboratorium dilakukan untuk uji bakteriologis jika merujuk dari laporan kronologis kejadian dugaan keracunan makanan.

Namun dari gejala klinis yang dialami penderita mengarah juga pada keracunan akibat histamin yang berasal dari olahan ikan tongkol yang pengelolaannya kurang baik.

Dari hasil surveilans yang dilakukan setelah kejadian keracunan, para taruna yang keracunan gejalanya gatal dan kebas pada lidah, serta pusing dan terparah muntah.

Gejala ini diduga karena histamin pada tongkol, sedangkan dari hasil pemeriksaan sampel di laboratorium yang dapat dilakukan disebabkan karena bakteri E.Coli.

“Tidak menutup kemungkinan juga diduga karena histamin, sehingga keadaan ini diduga keracunan kombinasi antara kelebihan histamin dan bakteri E.Coli,” terangnya.

Seperti diketahui, belasan siswa Taruna diduga mengalami keracunan setelah makan siang, pada Selasa (28/1) lalu sekitar pukul 12.00 wita.

Saat itu, semua taruna sekitar 217 orang taruna makan siang bersama di kampus yang berada di Desa Pengambengan dengan makanan katering pesanan dari kampus pada pihak penyedia makanan. Setelah makan dengan lauk ikan tongkol, kurang dari sepuluh menit langsung merasakan mual dan pusing.

Setelah makan tersebut, satu persatu siswa taruna mengalami pusing merasa gatal pada lidah, mual bahkan ada yang sampai muntah, saat dibawa ke Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan.

Dari total 17 orang siswa korban keracunan yang menjalani observasi, satu orang siswa dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Negara.

NEGARA– Penyebab keracunan makanan yang menimpa belasan siswa taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, akhirnya terungkap.

Hasil laboratorium yang dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali terhadap sampel makanan, ternyata penyebab keracunan diakibatkan adanya bakteri Escherchia Coli (E.Coli)

Adapun sampel makanan yang diteliti, diantaranya ikan tongkol goreng tepung, nasi, sayur bening bayam, sambal, tahu goreng tepung, serta muntahan taruna yang diduga keracunan.

“Dari beberapa sampel makanan yang diuji, terdapat bakteri yang diduga penyebab keracunan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha, Jumat (21/2).

Namun dari sejumlah sampel makanan yang diuji, temuan bakteri E.coli terdapat pada sampel makanan berupa ikan tongkol goreng tepung, ikan yang digoreng biasa dan sambal sehingga menyebabkan gejala mual dan muntah.

Sedangkan makanan lain yang diuji tidak terdapat bakteri yang bisa menyebabkan keracunan. “Berdasarkan hasil uji laboratorium dipastikan karena bakteri E. Coli ini,” tegasnya.

Sedangkan dugaan awal karena keracunan kelebihan histamin pada ikan tongkol, tetap tidak dikesampingkan, melihat dari gejala yang ditimbulkan.

Karena pemeriksaan sampel di laboratorium dilakukan untuk uji bakteriologis jika merujuk dari laporan kronologis kejadian dugaan keracunan makanan.

Namun dari gejala klinis yang dialami penderita mengarah juga pada keracunan akibat histamin yang berasal dari olahan ikan tongkol yang pengelolaannya kurang baik.

Dari hasil surveilans yang dilakukan setelah kejadian keracunan, para taruna yang keracunan gejalanya gatal dan kebas pada lidah, serta pusing dan terparah muntah.

Gejala ini diduga karena histamin pada tongkol, sedangkan dari hasil pemeriksaan sampel di laboratorium yang dapat dilakukan disebabkan karena bakteri E.Coli.

“Tidak menutup kemungkinan juga diduga karena histamin, sehingga keadaan ini diduga keracunan kombinasi antara kelebihan histamin dan bakteri E.Coli,” terangnya.

Seperti diketahui, belasan siswa Taruna diduga mengalami keracunan setelah makan siang, pada Selasa (28/1) lalu sekitar pukul 12.00 wita.

Saat itu, semua taruna sekitar 217 orang taruna makan siang bersama di kampus yang berada di Desa Pengambengan dengan makanan katering pesanan dari kampus pada pihak penyedia makanan. Setelah makan dengan lauk ikan tongkol, kurang dari sepuluh menit langsung merasakan mual dan pusing.

Setelah makan tersebut, satu persatu siswa taruna mengalami pusing merasa gatal pada lidah, mual bahkan ada yang sampai muntah, saat dibawa ke Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan.

Dari total 17 orang siswa korban keracunan yang menjalani observasi, satu orang siswa dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Negara.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/