31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:39 AM WIB

TPA Bengkala Terbakar, Upaya Pemadaman Damkar Terhalang Angin Kencang

KUBUTAMBAHAN – Timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Bengkala kembali terbakar.

Timbunan sampah dengan luas hingga dua hektare terus menimbulkan api dan mengepulkan asap pekat. Hingga petang kemarin, tim gabungan masih berusaha memadamkan kebakaran tersebut.

Api pertama kali dilaporkan muncul sekitar pukul 00.30 Minggu (20/10) dini hari. Titik api pertama kali terlihat di sebelah selatan. Api dengan cepat merembet ke sisi barat.

Begitu menerima laporan, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng langsung mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran,

ditambah dua unit mobil tangki suplai damkar dari Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng.

Hingga pukul 04.00 dini hari, tim dari Dinas Damkar, Dinas Perkimta, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng telah menghabiskan 15 tangki air.

Namun, api belum berhasil dijinakkan. Tim terpaksa harus mundur karena asap sangat tebal dan menyulitkan proses pemadaman.

Pagi kemarin, tim kembali melanjutkan proses pemadaman hingga sore hari. Tak kurang dari 20 tangki air telah dikerahkan untuk memadamkan api.

Hanya saja wilayah yang terbakar cukup luas dan sulit dijangkau. Sehingga pemadaman belum dapat dilakukan dengan maksimal.

“Angin hari ini cukup kencang, jadi cukup menyulitkan. Jadi prioritas kami lakukan pencegahan supaya tidak meluas dulu.

Nanti untuk proses pemadaman, rekan-rekan di DLH juga akan bantu dengan menimbun tanah urug,” kata Kabid Pemberdayaan Masyarakat Dinas Damkar Buleleng Pasek Sujendra.

Sementara itu Sekretaris DLH Buleleng Ariston Adhi Pamungkas mengatakan, diduga api dipicu gas metan di tumpukan sampah.

“Dugaannya sih karena di timbunan itu ada bahan-bahan mudah terbakar. Misalnya korek gas. Begitu itu pecah, bisa memicu kebakaran seperti ini,” kata Ariston.

Ariston mengatakan, sebagai langkah pencegahan, pihaknya akan menerapkan jadwal piket untuk melakukan pengawasan.

Apabila ada indikasi api muncul, maka petugas yang saat itu piket bisa melakukan pemadaman secara swadaya sambil menanti petugas Damkar.

“Kami juga mendorong agar ada aktifitas pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga. Jadi bisa menekan potensi kebakaran seperti saat ini,” tegasnya.

Sekadar diketahui, kebakaran timbunan sampah di TPA Bengkala sudah terjadi untuk kedua kalinya dalam setahun terakhir. Sebelumnya kebakaran serupa juga sempat terjadi pada November 2018 lalu.

KUBUTAMBAHAN – Timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Bengkala kembali terbakar.

Timbunan sampah dengan luas hingga dua hektare terus menimbulkan api dan mengepulkan asap pekat. Hingga petang kemarin, tim gabungan masih berusaha memadamkan kebakaran tersebut.

Api pertama kali dilaporkan muncul sekitar pukul 00.30 Minggu (20/10) dini hari. Titik api pertama kali terlihat di sebelah selatan. Api dengan cepat merembet ke sisi barat.

Begitu menerima laporan, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng langsung mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran,

ditambah dua unit mobil tangki suplai damkar dari Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng.

Hingga pukul 04.00 dini hari, tim dari Dinas Damkar, Dinas Perkimta, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng telah menghabiskan 15 tangki air.

Namun, api belum berhasil dijinakkan. Tim terpaksa harus mundur karena asap sangat tebal dan menyulitkan proses pemadaman.

Pagi kemarin, tim kembali melanjutkan proses pemadaman hingga sore hari. Tak kurang dari 20 tangki air telah dikerahkan untuk memadamkan api.

Hanya saja wilayah yang terbakar cukup luas dan sulit dijangkau. Sehingga pemadaman belum dapat dilakukan dengan maksimal.

“Angin hari ini cukup kencang, jadi cukup menyulitkan. Jadi prioritas kami lakukan pencegahan supaya tidak meluas dulu.

Nanti untuk proses pemadaman, rekan-rekan di DLH juga akan bantu dengan menimbun tanah urug,” kata Kabid Pemberdayaan Masyarakat Dinas Damkar Buleleng Pasek Sujendra.

Sementara itu Sekretaris DLH Buleleng Ariston Adhi Pamungkas mengatakan, diduga api dipicu gas metan di tumpukan sampah.

“Dugaannya sih karena di timbunan itu ada bahan-bahan mudah terbakar. Misalnya korek gas. Begitu itu pecah, bisa memicu kebakaran seperti ini,” kata Ariston.

Ariston mengatakan, sebagai langkah pencegahan, pihaknya akan menerapkan jadwal piket untuk melakukan pengawasan.

Apabila ada indikasi api muncul, maka petugas yang saat itu piket bisa melakukan pemadaman secara swadaya sambil menanti petugas Damkar.

“Kami juga mendorong agar ada aktifitas pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga. Jadi bisa menekan potensi kebakaran seperti saat ini,” tegasnya.

Sekadar diketahui, kebakaran timbunan sampah di TPA Bengkala sudah terjadi untuk kedua kalinya dalam setahun terakhir. Sebelumnya kebakaran serupa juga sempat terjadi pada November 2018 lalu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/