NEGARA – Kasus Covid-19 di Jembrana mengalami penurunan dalam sebulan terakhir, sehingga Jembrana masuk dalam zona kuning atau risiko rendah.
Namun demikian, zona risiko tersebut bisa berubah lagi menjadi oranye dan merah jika kasus penyebaran kembali meningkat
Peta risiko yang dikeluarkan pusat tersebut bisa berubah setiap seminggu sekali yang dihitung berdasar indikator – indikator kesehatan masyarakat.
Mulai dari epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat dan indikator pelayanan kesehatan.
Semakin tinggi tingkat kesembuhan, maka zona risiko berubah.
Jika sudah tidak ada kasus atau semua pasien terkonfirmasi sembuh, maka bisa masuk zona hijau. “Saat ini Jembrana masuk dalam zona kuning atau risiko rendah,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha.
Karena pandemi masih belum berakhir, meskipun sudah masuk zona kuning tidak menutup kemungkinan bisa masuk zona dengan risiko sedang atau oranye, bahkan zona merah dengan risiko tinggi.
Arisantha menambahkan, kasus terkonfirmasi positif di Jembrana sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini sebanyak 497 orang.
Bertambah satu kasus dari sehari sebelumnya. Sedangkan kesembuhan sebanyak 464 orang dan meninggal sebanyak 11 orang.
Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin sehingga bisa mencegah penyebaran virus.
“Kedisiplinan masyarakat mejalankan protokol kesehatan menjadi kunci untuk mengendalikan kasus,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Arisantha menyinggung perbedaan pencatatan pasien meninggal antara RSU Negara dengan Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana.
Menurutnya, rumah sakit mendata pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dan pasien probable yang hasil swab terkonfirmasi positif, sehingga pasien yang meninggal di rumah sakit saja sebanyak 14 orang terkonfirmasi positif.
Sedangkan satgas tetap mencatat hanya 11 orang meninggal, sesuai dengan laporan awal saat pasien meninggal sudah terkonfirmasi positif.
Sedangkan pasien yang meninggal dengan status probable karena saat meninggal belum ada hasil swab, tetap tercatat sebagai pasien probable.
Menurutnya, berdasar hasil koordinasi dengan Satgas Provinsi Bali, data pasien probable yang meninggal dengan hasil swab terkonfirmasi positif bisa diganti sesuai dengan hasil swab yang sudah keluar.
Sehingga, kumulatif pasien meninggal di Jembrana sebanyak 16 orang, dengan rincian 11 orang meninggal saat dalam kondisi sudah terkonfirmasi dan lima orang probable dengan hasil swab positif.