SEMARAPURA-Rasa penasaran masyarakat Klungkung akan segera terobati. Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung akan segera menambah dan memajang satu koleksi penting di Museum Semarajaya Klungkung, pada April 2019 mendatang.
Seperti dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung, I Nyoman Mudarta. Didampingi Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Museum Semarajaya Klungkung, Ida Bagus Wibawa Adnyana Kamis (20/12),
menuturkan, saat adanya upacara keagamaan, putra mahkota kerajaan Klungkung akan menggunakan mahkota.
Hanya saja mahkota putra raja kerajaan Klungkung yang asli hingga saat ini masih berada di sebuah museum di Belanda.
“Yang ada di museum Nasional di Jakarta itu juga yang duplikat,” ujarnya.
Untuk itu, Pemkab Klungkung membuat duplikat mahkota putra mahkota kerajaan Klungkung pada tahun 1994 di zaman kepemimpinan Bupati Klungkung, Tjokorda Gede Agung di Banjar Sangging, Desa Kamasan Klungkung. Hanya saja karena rasa was-was akan keamanannya, mahkota yang terbuat dari emas 22 karat seberat 70 gram itu akhirnya tidak dipajang dan disimpan di tempat yang aman.
“Kami punya petugas keamanan satu orang setiap shiftnya yang berjaga 24 jam Di museum ini sudah ada CCTV, namun belum cukup menjamin keamanan,” terangnya.
Itu sebabnya yang ditunjukkan selama ini di museum hanya berupa fotonya saja.
Hanya saja setelah melihat besarnya antusias pengunjung untuk bisa melihat bentuk mahkota tersebut secara nyata, akhirnya duplikat mahkota putra mahkota kerajaan Klungkung kembali dibuat dengan berbahan dasar perak yang kemudian dilapisi emas.
Dikerjakan oleh seniman Desa Kamasan, duplikat mahkota itu dibuat selama enam bulan dan selesai pada September 2018.
Adapun anggaran yang dihabiskan sekitar Rp 19 juta.
“Karena detail ukirannya cukup rumit, pihak seniman meminta waktu enam bulan.
Rencananya kami akan gelar upacara melaspas terlebih dahulu. April 2019 rencananya baru kami pajang di museum,” katanya.
Pihaknya berharap dengan adanya duplikat mahkota putra mahkota kerajaan Klungkung itu, semakin lengkap koleksi museum tersebut dan semakin menggugah rasa ingin tahu masyarakat. Sehingga semakin banyak masyarakat yang berkunjung ke museum.
Adapun berdasarkan data kunjungan di museum, rata-rata 2000 orang wisatawan asing berkunjung per bulannya. Sebagian besar wisatawan Eropa.
Seperti Belanda, Perancis dan lainnya. Sedangkan wisatawan domestik rata-rata 400 orang per bulan.